Search

Faktor Penyebab Robohnya Dominasi PKS di Depok Usai 18 Tahun Berkuasa

JAKARTA, (ERAKINI) - Hampir 2 dekade atau 18 tahun lamanya, Kota Depok, Jawa Barat dipimpin wali kota yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai yang dianggap memiliki ideologi Islam garis keras ini selalu menjadi sorotan, lantaran ketidakmampuannya dalam mengatasi persoalan di Kota Depok, seperti banjir dan sebagainya. 

Kini pada Pemilihan Kepala Daerah 2024, kader PKS atau pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A. Rafiq tumbang. Keduanya hanya memperoleh 46,75 persen atau 391.660 suara sebagaimana tertulis dalam laporan di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU), dilihat Jumat (29/11/2024) pukul 07.21. 

Sedangkan rivalnya, yang diusung koalisi Perubahan berhasil meraup 53,25 persen atau 446.113 suara. Adapun progress TPS masuk mencapai 98,73 persen atau 2728 dari total 2763 TPS yang tersebar di Kota Depok. 

Dengan adanya hasil rekapitulasi KPU tersebut, pasangan Imam-Ririn yang diusung PKS dipastikan kalah dalam perhelatan pesta demokrasi di Kota Depok pada tahun ini. Itu artinya, kekuasaan PKS di Kota Depok selama 18 tahun lamanya akan berakhir. 

Sementara itu, menurut pengamat politik dari Lembaga Visi Nusantara (LS Vinus), Yusfitriadi, kekalahan PKS di Kota Depok merupakan hasil dari gejala-gejala yang telah terlihat sejak lama. 

"Sejak awal sudah ada gejala bahwa PKS akan kehilangan dominasinya setelah hampir 20 tahun berkuasa di Depok," ujar Yusfitriadi. 

Dia menilai, bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakpuasan warga yang merasa tidak ada perubahan signifikan dalam beberapa aspek kehidupan dasar, serta masalah internal pemerintahan yang terkesan eksklusif.

Selain faktor eksternal, Yusfitriadi juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama kekalahan PKS adalah ketidakpuasan di kalangan aparatur pemerintah Kota Depok.

Supian Suri, yang sebelumnya menjadi bagian dari tim sukses Wali Kota Mohammad Idris, juga sempat menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Depok, menandakan adanya ketidaknyamanan dalam kepemimpinan yang ada, sehingga ia berani maju bertarung melawan pasangan Imam-Ririn di Pilkada 2024.

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengungkapkan bahwa apapun hasilnya, PKS akan tetap menjaga suara rakyat yang telah diberikan kepada pasangan Imam-Ririn. 

"Apa pun hasilnya, kami pastikan suara rakyat yang dititipkan kepada kandidat harus tetap dijaga sebagai amanah untuk mewujudkan Depok yang lebih baik," kata Jazuli. 

Ia juga menekankan bahwa dalam sebuah kontestasi politik, kalah atau menang adalah hal yang biasa, dan PKS akan terus berkomitmen untuk menjaga suara rakyat yang telah memilih mereka.

Jazuli juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader, relawan, dan simpatisan yang telah bekerja keras dalam Pilkada Depok 2024. "Separuh pemilih di Depok menitipkan suaranya ke pasangan Imam-Ririn, separuhnya lagi ke pasangan lain. Kita pastikan suara rakyat tersebut tetap terjaga dan bermakna," pungkasnya.

Di sisi lain, pasangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah yang diusung oleh koalisi 12 partai politik bersyukur karena berhasil memenangkan Pilkada Depok 2024. Ketua Tim Koordinator Pemenangan Supian-Chandra, Nuroji, mengapresiasi kerja keras seluruh tim pemenangan serta masyarakat Depok yang telah memberikan dukungan. 

"Semua ini adalah perjuangan kawan-kawan dan para penggiat media yang sudah turut menyebarluaskan program kerja kami," ujar Nuroji.

Nuroji yang juga anggota DPR RI menambahkan bahwa kemenangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah memberikan harapan baru bagi masyarakat Depok, dengan prinsip keadilan yang selama ini dinilai belum sepenuhnya diterapkan meskipun Depok dipimpin oleh Partai Keadilan Sejahtera.

"Kita berharap ke depan, pemerintahan Supian-Chandra bisa membawa perubahan nyata bagi Depok, terutama dalam hal keadilan sosial bagi masyarakat," ungkap Nuroji.

advertisement