PALEMBANG, (ERAKINI) - Menghadapi puncak musim kemarau 2023, Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan menggencarkan patroli darat untuk memperketat pengawasan daerah rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol.Supriadi di Palembang, Selasa (22/8/2023). Supriadi mengatakan bahwa patroli perlu ditingkatkan sebagai tindakan pencegahan terjadinya karhula yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.
“Karena akhir-akhir ini titik panas (hotspot) terdeteksi meningkat dari 425 titik per Mei 2023 kini mencapai 700 titik lebih," kata Supriadi.
Kegiatan patroli tersebut, kata dia, difokuskan di daerah rawan karhutla seperti wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Pihaknya berharap, dengan dilakukan pengawasan secara ketat di daerah rawan karhutla itu, hal-hal yang berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan baik disebabkan ulah manusia maupun faktor alam dapat dicegah.
Ia mengungkapkan bahwa antisipasi karhutla menjadi salah satu dari empat hal prioritas dalam pelaksanaan tugas personel Polda Sumsel bersama jajaran di 17 kabupaten dan kota dalam provinsi setempat.
"Dalam rapat analisa dan evaluasi (anev) Kapolda Sumsel Irjen Pol.A Rachmad Wibowo menekankan perhatian terhadap empat hal yang berkaitan dengan konflik sosial, antisipasi karhutla, aksi teror dan pelanggaran anggota Polri," ujarnya.
Selain mengoptimalkan personel di Polres yang berada di daerah rawan karhutla, pihaknya juga berupaya menurunkan personel Satuan Brimob, khusus untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2023 ini.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, personel Brimob diturunkan ke sejumlah kabupaten yang dipetakan rawan kebakaran hutan dan lahan, untuk membantu pencegahan serta penanganan karhutla," katanya.
Pada setiap musim kemarau, menurutnya, karhutla yang dapat menyebabkan bencana kabut asap selalu menjadi masalah di wilayah provinsi yang memiliki lahan perkebunan dan kawasan hutan yang luasnya mencapai 3,5 juta hektare.
Berdasarkan pengalaman dalam penanganan, karhutla beberapa tahun terakhir mampu diatasi dengan menurunkan seluruh kekuatan di satuan wilayah termasuk Brimob serta dukungan TNI dan instansi terkait.
Pihaknya dalam menghadapi karhutla pada musim kemarau tahun ini berupaya maksimal membantu pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah rawan karhutla agar bisa dicegah terjadinya kebakaran besar yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.
"Kebakaran hutan dan lahan perlu dicegah dan ditangani dengan baik, jika sampai terjadi asapnya dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat," ujar Kabid Humas Polda Sumsel. (ant)