Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Ekonomi AS di Ambang Resesi, Indonesia Siap-siap Dapat Cuan

Ekonomi AS di Ambang Resesi, Indonesia Siap-siap Dapat Cuan

JAKARTA, (ERAKINI) - Pemerintah Indonesia memperkuat ancang-ancang guna mengantisipasi risiko dampak perekonomian Amerika Serikat (AS) yang diambang resesi. Di sisi lain, pemerintah bersiap mendapatkan cuan atau keuntungan finansial.

“Kami sudah antisipatif. Tentunya ini akan terus kami pantau dengan dekat,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Menurutnya, kinerja perekonomian AS hingga saat ini masih berada di bawah ekspektasi. Tingkat pengangguran di AS tercatat lebih tinggi dari yang diperkirakan, yakni mencapai 4,3 persen pada Juli 2024. Ini merupakan level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Kondisi ini membuat suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan turun lebih awal. Namun, Febrio melihat pelemahan ekonomi tersebut sebagai peluang bagi Indonesia.  Suku bunga acuan AS diharapkan dapat berdampak positif terhadap aliran modal ke Indonesia.

Native 1 Banner

“Kalau kebijakan suku bunga diturunkan, akan membuat tekanan aliran modal ke luar (capital outflow) bisa berkurang. Artinya, tingkat suku bunga kita di dalam negeri akan relatif cukup menarik bagi investor,” ucapnya.

Di sisi lain, penurunan suku bunga The Fed juga dapat memberikan dampak positif terhadap pembiayaan utang Indonesia. Meskipun kebijakan suku bunga The Fed belum berubah, suku bunga obligasi pemerintah 10 tahun AS (US Treasury) sudah menurun tajam sekitar 3,7 persen.

Kondisi ini, menurut Febrio, juga berdampak positif terhadap suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) yang telah turun ke 6,77 persen.

“Oleh sebab itu, Indonesia masih memiliki peluang yang positif di tengah risiko resesi AS. Ini yang harus kita pastikan dan kawal, supaya kalibrasi kebijakan dalam negeri kita dapat memastikan ketidakpastian ini tidak berdampak negatif bagi kita. Tapi bagaimana kondisi ini kita gunakan untuk mendapatkan peluang memperbaiki struktur pembiayaan kita,” jelas Febrio.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup menguat di tengah kekhawatiran pasar akan kemungkinan resesi di AS. Pada akhir perdagangan, rupiah menanjak 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.165 per dolar AS, dari sebelumnya sebesar Rp16.189 per dolar AS.

Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2024 juga tumbuh sebesar 5,05 persen. Adapun pemerinah menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 berada pada rentang 5,0-5,2 persen. Febrio menilai kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 itu merupakan prestasi yang baik.

“Sejauh ini, stabilitas perekonomian kita cukup mengarahkan ke sekitar 5,2 persen. Dan itu, dibandingkan dengan situasi yang sedang kita hadapi dan banyak negara mengalami kesulitan, pertumbuhan di 5,1 persen hingga 5,2 persen itu prestasi luar biasa,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,05 persen pada triwulan II-2024, membawa optimisme dalam pencapaian target kinerja perekonomian nasional.

“Di tengah berbagai tantangan kondisi global, hasil ini menjaga optimisme target-target kinerja perekonomian nasional,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II didorong oleh dua komponen utama, yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi. Sektor ekspor juga turut memberikan andil positif terhadap kinerja ekonomi nasional.

Komponen konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,53 persen terhadap pertumbuhan, dengan kenaikan yang kuat sebesar 4,93 persen, menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62 persen.

 


Editor:

Ekonomi Bisnis Terkini