Search

Jejak Perusahaan Arsjad Rasjid, Anak Tentara yang Didongkel dari Ketua Umum Kadin

JAKARTA, (ERAKINI) - Arsjad Rasjid didongkel dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri  Indonesia (Kadin). Melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), politisi Partai Golkar Nurdin Halid mendapuk Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin yang baru.

Sebelum terpilih menjadi Ketua Umum Kadin periode 2021-2026, nama Arsjad Rasjid mungkin jarang terdengar. Bahkan namanya baru dikenal luas setelah dipilih menjadi Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Lantas seperti apa kiprah bisnis Arsjad Rasjid di Tanah Air? Dirangkum dari berbagai sumber, Senin (16/9/2024), Arsjad Rasjid merupakan pengusaha kelahiran Jakarta, 16 Maret 1970. Arsjad adalah anak dari pasangan HMN Rasjid (Purnawirawan TNI AD) dan Suniawati. Ayahnya berdarah Palembang, sedangkan ibunya berdarah Sunda-Tionghoa.

Arsjad memiliki latar belakang pendidikan yang sangat luas dan beragam, dengan fokus pada teknologi, bisnis, kepemimpinan, dan kebijakan publik. Pada tahun 1990, ia memulai perjalanan akademisnya di University of Southern California pada bidang Computer Engineering.

Pada tahun 1993 Arsjad juga menyelesaikan pendidikan di bidang Administrasi Bisnis di Pepperdine University, California, Amerika Serikat, dan meraih gelar Bachelor of Science.

Dedikasi Arsjad terhadap pengembangan profesional berlanjut dengan partisipasinya dalam berbagai program pendidikan eksekutif di institusi terkemuka di seluruh dunia. Di tahun-tahun berikutnya, ia menyelesaikan program Executive Education on Leadership and Decision Making in the 21st Century di Jackson Institute for Global Affairs, Yale University, Amerika Serikat.

Pada tahun 2012, Arsjad melanjutkan pendidikannya dengan program Executive Education Global Leadership and Public Policy for the 21st Century di Harvard Kennedy School. Tak hanya berfokus pada pendidikan di Amerika Serikat, Arsjad juga memperluas wawasan globalnya dengan menyelesaikan program Insights Into Politics and Public Policy in Asia untuk para Pemimpin Global di Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura.

Selanjutnya, pada tahun 2013, ia menyelesaikan Executive Education on Impact Investing di Said Business School, University of Oxford, Inggris.

Dalam kariernya di dunia bisnis, Arsjad Rasjid merupakan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, perusahaan energi terintegrasi terkemuka di Indonesia yang berfokus pada pengembangan dan eksploitasi sumber daya alam, infrastruktur, dan berbagai sektor industri strategis lainnya.

Sebelumnya, di perusahaan yang sama ia menjabat sebagai Group CEO dari 2005-2013, dan Wakil Presiden Direktur/Group CFO dari 2013-2016. Di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid, Indika Energy terus mengembangkan dan mengelola portofolio bisnis yang luas dan beragam, mencakup sektor energi, logistik, infrastruktur, mineral, bisnis hijau, digital, dan kesehatan.

PT Indika Energy juga berhasil mengembangkan berbagai proyek strategis dan ekspansi bisnis, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya perusahaan.

Arsjad berhasil membesarkan aset Indika Energy Tbk sekitar 7 kali lipat dari Rp2,78 triliun menjadi Rp18,28 triliun dalam jangka waktu 6 tahun, yaitu pada periode 2005-2011, melalui strategi akuisisi.

Arsjad memimpin Indika Energy Group dengan lebih dari 10.000 karyawan untuk melakukan turnaround dari kinerja perusahaan yang menurun karena yang terkena dampak dari penurunan harga batubara antara tahun 2013 hingga 2016. Hingga akhirnya, perusahaan berhasil berbalik positif.

Pada tahun 2022, Indika Energy melaporkan laba bersih sebesar USD452,7 juta dan laba inti USD521,2 juta. Indika Energy juga meningkatkan komitmennya terhadap Environmental, Social, and Governance (ESG) dan memperkuat diversifikasi usaha di sektor non-batubara di tengah meningkatnya permintaan dan harga jual batubara global.

Pendapatan perusahaan pun meningkat sebesar 41,2% menjadi USD4.334,9 juta pada 2022, terutama karena harga jual batubara yang lebih tinggi. Indika Energy bertujuan meningkatkan pendapatan dari sektor non-batubara menjadi setidaknya 50% pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050.

Selain itu, Indika Energy juga telah mencatat kemajuan signifikan dalam kegiatan investasi non-batubara dan kinerja ESG, termasuk penurunan emisi scope 1 sebesar 14%, yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai target jangka panjangnya.

 

advertisement