JAKARTA, (ERAKINI) - Tingkat pengangguran terbuka (TPT) atau persentase angkatan kerja yang menganggur di Jakarta tercatat turun di tahun 2024. Hal itu berdasarkan data hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang dirilis Selasa (5/11/2024) di Jakarta.
Sebagaimana catatan BPS DKI Jakarta, persentase angkatan kerja yang menganggur di Jakarta pada Agustus 2024 turun 0,32 persen dibandingkan Agustus 2023. Sebagai informasi, TPT adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap di pasar kerja serta memberikan gambaran kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin merinci, TPT Agustus 2024 yaitu di angka 6,21 persen, sementara di bulan yang sama tahun 2023, TPT di angka 6,53 persen. "Tingkat pengangguran terbuka Agustus 2024 sebesar 6,21%. Tingkat pengangguran ini dibandingkan Agustus 2023 terjadi penurunan dari 6,53% menjadi 6,21%," jelas Nurul Hasanudin dalam acara rilis Pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2024 dan Ketenagakerjaan Agustus 2024 di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Nurul mengungkapkan, TPT secara nasional jika diurutkan atau berdasarkan provinsi, DKI Jakarta berada di urutan 6 besar. Adapun urutannya berdasarkan data BPS, TPT Jawa Barat berada diurutan pertama yaitu sebesar 6,75 persen. Kemudian disusul Banten sebesar 6,68 persen. Ketiga dan keempat yaitu Provinsi Papua dan Papua Barat Daya yaitu sebesar 6,48 persen. Kelima Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 6,39 dan DKI Jakarta sebesar 6,21 persen di posisi ke-6.
Kemudian, jika dilihat berdasarkan wilayah, BPS DKI mencatat TPT tertinggi terjadi di Kabupaten Kepulauan Seribu sebesar 7,93 persen, sedangkan TPT terendah terjadi Jakarta Selatan yaitu sebesar 5,22 persen.
Nurul menyebut bahwa penurunan tingkat pengangguran ini terkait dengan penyerapan yang sangat besar antara lain pada sektor akomodasi dan makan minum.
Ia merinci, penyerapan tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan di Jakarta yakni sebanyak 5,11 juta orang. Dari jumlah itu, distribusi penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan menempati yang paling tinggi yakni 23,05 persen. Setelah itu disusul dari sektor akomodasi dan makan minum yaitu sebanyak 12,71 persen. Kemudian diikuti dari sektor transportasi angkutan dan pergudangan sebesar 11,84 persen.
“Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini relatif masih sama dengan kondisi pada Agustus 2023. Jadi ini terkait dengan bagaimana sektor-sektor yang menyerap tenaga kerjanya. Sektor perdagangan paling banyak menyerap tenaga kerja, selain juga ada akomodasi dan makan minum, konstruksi serta real estat," jelas Nurul.
Sementara itu, lanjut Nurul, berdasarkan jenis kelamin, TPT laki-laki pada Agustus 2024 sebesar 6,23 persen. Angka ini turun 1,53 persen poin dibandingkan Agustus 2023. Sementara untuk TPT perempuan yaitu sebesar 6,17 persen. Angka ini naik 1,62 persen poin jika dibandingkan bulan Agustus 2023.