Search

Penyakit Silent Killer, Yuk Kenali 7 Gejala Hipertensi Sedini Mungkin

JAKARTA, (ERAKINI) - Hipertensi merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh jika tidak dikelola dengan baik.

Hipertensi juga termasuk silent killer atau penyakit yang tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga dapat merenggut nyawa secara mendadak. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali risiko dan gejala hipertensi serta melakukan pengendalian tekanan darah sejak dini.

Mengutip laman resmi Kemenkes, Sabtu (30/11/2024), hipertensi atau  tekanan darah  tinggi adalah  kondisi ketika tekanan darah dalam pembuluh darah seseorang mencapai  140/90  mmHg  atau  lebih.  Tekanan  darah normal  menurut  WHO adalah 120/80  mmHg, dengan angka 120 menunjukkan tekanan sistolik dan 80 menunjukan tekanan diastolik.

Setelah seseorang didiagnosis mengalami hipertensi, penting untuk segera mengendalikan tekanan darah agar tetap dalam batas normal. Jika tidak dikelola dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, kerusakan retina mata, dan masalah pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar risiko kerusakan pada organ vital, seperti jantung, otak, dan ginjal.

Penyebab hipertensi terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.

- Faktor yang tidak dapat diubah  
  - Riwayat keluarga  
  - Usia (semakin tua, risiko hipertensi semakin tinggi)  
  - Jenis kelamin (pria lebih banyak mengalami hipertensi di bawah usia 55 tahun, sedangkan wanita lebih sering mengalami setelah usia 55 tahun)

- Faktor yang dapat diubah  
  - Pola makan tidak sehat (terlalu banyak garam dan makanan berlemak)  
  - Kurangnya aktivitas fisik  
  - Kegemukan atau obesitas  
  - Konsumsi alkohol berlebihan  
  - Merokok  
  - Stres  
  - Kolesterol tinggi  
  - Diabetes  
  - Sleep apnea (henti napas saat tidur)

Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi seringkali tidak spesifik dan bisa berkembang secara perlahan. Namun, ada beberapa gejala yang patut diwaspadai, yaitu:

1. Sakit kepala  
Sakit kepala yang sering dan tiba-tiba bisa menjadi tanda hipertensi, terutama ketika tekanan darah mencapai angka 180/120 mmHg atau lebih. Jika Anda sering mengalami sakit kepala yang tidak biasa, segera periksakan diri ke dokter untuk deteksi dini.

2. Gangguan penglihatan  
Tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi mata, salah satunya menyebabkan retinopati hipertensi, yaitu pecahnya pembuluh darah di mata, yang dapat mengakibatkan penurunan penglihatan mendadak.

3. Mual dan muntah
Mual dan muntah, terutama yang disertai sakit kepala atau gangguan penglihatan, bisa menjadi tanda hipertensi yang parah, yang disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam kepala atau perdarahan otak.

4. Bercak darah di mata  
Penderita hipertensi sering kali mengalami bercak darah di mata, yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kecil di mata. Meskipun ini juga dapat disebabkan oleh diabetes, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk memeriksa kemungkinan kerusakan saraf akibat hipertensi.

5. Muka yang memerah
Wajah yang tiba-tiba memerah bisa menjadi tanda hipertensi, terutama ketika tekanan darah meningkat tajam. Pembuluh darah di wajah dapat melebar, menyebabkan kemerahan.

6. Rasa pusing  
Pusing bisa menjadi efek samping dari obat pengontrol tekanan darah. Meski tidak selalu berhubungan dengan tekanan darah yang tinggi, pusing yang datang tiba-tiba tetap harus diwaspadai, terutama jika disertai gejala lain.

7. Mimisan  
Mimisan sering terjadi pada penderita hipertensi, terutama pada kondisi tekanan darah yang sangat tinggi. Jika mimisan disertai gejala hipertensi lainnya, segera dapatkan penanganan medis, karena ini bisa menjadi kondisi darurat.

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis yang berbahaya. Oleh karena itu, pengendalian tekanan darah melalui pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, mengelola stres, serta konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

advertisement