Lulus Sarjana Kedokteran dengan Cumlaude, Naura Bagikan Tips Selesaikan Kuliah Tepat Waktu
YOGYAKARTA, (ERAKINI) - Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru menyelenggarakan upacara wisuda untuk 3.627 lulusan program Sarjana dan Sarjana Terapan. Empat lulusan berhasil meraih predikat Pujian atau Cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi, yaitu 3,97.
Salah satu lulusan yang mencatat prestasi membanggakan tersebut adalah Naura Hidayat dari Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)
Menjadi lulusan terbaik dari Fakultas Kedokteran tentu sebuah kebanggaan tersendiri. Sebab, jadi mahasiwa kedokteran tergolong penuh tantangan.
Naura pun mengaku perasaan campur aduk antara senang dan tidak menyangka bisa menjadi salah satu dari empat orang yang meraih IPK tertinggi.
Ia mengaku tidak pernah memiliki target untuk menjadi lulusan terbaik atau cumlaude selama menjalani masa kuliah. Bahkan, ia baru mengetahui dirinya menjadi wakil wisudawan dan perwakilan samir sehari sebelum acara gladi bersih wisuda.
“Sejujurnya tidak menyangka, karena waktu kuliah sama sekali enggak pernah kepikiran atau berharap jadi salah satu lulusan terbaik. Apalagi baru tau kalau jadi wakil wisudawan dan perwakilan samir itu H-1 gladi. Saya bersyukur sekali karena tidak hanya bisa lulus tepat waktu, tetapi juga menjadi salah satu lulusan terbaik,” ujar Naura dikutip dari laman resmi UGM, Rabu (4/9/2024).
Naura menyelesaikan studi S1-nya hanya dalam waktu 3 tahun 9 bulan. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan tepat waktu dengan nilai memuaskan di tengah padatnya jadwal kuliah dan praktikum di FK-KMK.
Selain kuliah ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademis, termasuk sebagai Asisten Mahasiswa di Laboratorium Keterampilan Klinis, anggota organisasi CIMSA UGM, dan berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan seperti PPSMB Morfogenesis.
Tentu tidak mudah membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Ia pun berbagi rahasia di balik kesuksesannya itu. Mengelola waktu dengan efektif adalah salah satu kunci kesuksesannya.
“Saya biasanya buat prioritas, mana yang lebih urgent dan penting saya selesaikan lebih dulu. Saya merasa harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ditugaskan pada saya,” jelasnya.
Ia juga mengandalkan metode Pomodoro, belajar selama 45-50 menit diikuti dengan istirahat 10 menit sebelum melanjutkan kembali.
Intensitas belajarnya menyesuaikan dengan jadwal dan tingkat kesulitan materi yang harus dikuasai, terutama saat mendekati ujian akhir blok.
Jadi, bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan prestasi akademik memuaskan, Naura menegaskan pentingnya manajemen waktu yang baik dan kemauan untuk terus belajar. Selain itu, kegiatan akademis dan partisipasi aktif dalam kegiatan non-akademis juga harus dapat berjalan beriringan.
Adapun tugas akhir Naura berfokus pada keselamatan berkendara, dengan judul “Perbedaan Cedera Kepala pada Korban Kecelakaan antara yang Menggunakan Helm dan Tidak Menggunakan Helm.”
Naura menyelesaikan skripsinya dalam waktu sekitar 3-4 bulan dan merasa beruntung memiliki dosen pembimbing yang sangat mendukung.
Naura pun berharap dapat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. “Saya berharap kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat hingga setara dengan negara-negara maju dan lebih merata, sehingga setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan berkualitas,” pungkasnya.