Search

Gejala dan Bahaya Kanker Payudara, Penyakit yang Diidap Artis Multitalenta Puput Novel

JAKARTA, (ERAKINI) - Artis multitalenta yang juga politisi tanah air, Puput Novel meninggal dunia pada Minggu (8/9/2024) malam di usia 50 tahun. Puput Novel meninggal setelah tiga tahun berjuang melawan kanker payudara.

Seperti apa sebenarnya penyakit yang diidap Puput Novel? Kanker payudara termasuk salah satu penyakit yang patut diwaspadai. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada tahun 2022 terdapat 2,3 juta wanita di dunia yang didiagnosis menderita kanker payudara, dan 670.000 di antaranya menyebabkan kematian.

Umumnya kanker payudara terjadi pada wanita. Namun penyakit ini juga dapat menyerang pria. WHO mencatat sekitar 0,5–1% kanker payudara terjadi pada pria.

"Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita di 157 dari 185 negara pada tahun 2022. Kanker payudara terjadi di setiap negara di dunia," tulis WHO dikutip dari laman resminya, Senin (9/9/2024).

Kanker payudara merupakan penyakit dimana sel-sel payudara abnormal tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor. Jika tidak ditangani, tumor dapat menyebar ke seluruh tubuh dan berakibat fatal.

Sel kanker payudara bermula di dalam saluran susu dan/atau lobulus penghasil susu pada payudara. Bentuk paling awal memang tidak mengancam jiwa dan dapat dideteksi. Akan tetapi, sel kanker dapat menyebar ke jaringan payudara di dekatnya (invasi). Hal ini menciptakan tumor yang menyebabkan benjolan atau penebalan.

Kanker invasif dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain di dekatnya (bermetastasis). Metastasis inilah yang dapat mengancam jiwa dan berakibat fatal.

Beberapa faktor meningkatnya risiko kanker payudara antara lain bertambahnya usia, obesitas, penggunaan alkohol yang berbahaya, riwayat keluarga, riwayat paparan radiasi, dan riwayat reproduksi. Sekitar setengah dari pengidap kanker payudara berkembang pada wanita di atas 40 tahun.  

Umumnya pengidap kanker payudara tidak mengalami gejala apa pun saat masih tahap awal. Oleh karena itu, deteksi dini sangatlah penting. Gejala kanker payudara dapat diketahui melalui adanya benjolan atau penebalan payudara, seringkali tanpa rasa sakit.

Kemudian, perubahan ukuran, bentuk atau penampilan payudara lesung pipit, kemerahan, cekungan atau perubahan lain pada kulit, perubahan pada penampilan puting susu atau kulit di sekitar puting susu (areola), serta cairan abnormal atau berdarah dari puting susu.

Wanita dengan benjolan payudara abnormal harus mencari perawatan medis, meskipun benjolannya tidak sakit.
Sebab, sebagian besar benjolan pada payudara juga bisa jadi bukan kanker. Benjolan pada payudara yang bersifat kanker akan lebih mungkin berhasil diobati jika ukurannya kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

Kanker payudara dapat menyebar ke area tubuh lain dan memicu gejala lain. Sering kali, lokasi penyebaran pertama yang paling umum dan dapat dideteksi adalah kelenjar getah bening di bawah lengan, meskipun ada kemungkinan kelenjar getah bening yang mengandung kanker tidak dapat dirasakan.

Seiring berjalannya waktu, sel kanker dapat menyebar ke organ lain termasuk paru-paru, hati, otak, dan tulang. Begitu sel kanker mencapai tempat tersebut, gejala kanker baru seperti nyeri tulang atau sakit kepala dapat muncul.

Perawatan untuk kanker payudara bergantung pada sub tipe kanker dan seberapa jauh penyebarannya ke luar payudara ke kelenjar getah bening (stadium II atau III) atau ke bagian tubuh lainnya (stadium IV). Perawatan kanker payudara lebih efektif dan lebih dapat ditoleransi apabila dimulai sejak dini dan diselesaikan hingga tuntas.

Penanganan kanker payudata bergantung pada orangnya, jenis kankernya, dan penyebarannya. Penanganan bisa melalui menggabungkan pembedahan (operasi), terapi radiasi, dan pengobatan.

Operasi dapat mengangkat hanya jaringan kanker (disebut lumpektomi) atau seluruh payudara (mastektomi). Operasi juga dapat mengangkat kelenjar getah bening untuk menilai kemampuan kanker untuk menyebar.

Sementara terapi radiasi mengobati kanker mikroskopis sisa yang tertinggal di jaringan payudara dan/atau kelenjar getah bening dan meminimalkan kemungkinan kanker muncul kembali di dinding dada.

Kanker stadium lanjut dapat mengikis kulit dan menyebabkan luka terbuka (ulserasi), tetapi tidak selalu menimbulkan rasa sakit. Wanita dengan luka payudara yang tidak kunjung sembuh harus mencari perawatan medis untuk menjalani biopsi.

Perkembangan teknologi membuat radioterapi memegang peranan yang sangat penting dalam penanganan kanker payudara. Pada kanker payudara stadium awal, radiasi dapat mencegah seorang wanita menjalani mastektomi. Pada kanker stadium lanjut, radioterapi dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker bahkan setelah mastektomi dilakukan.

Pada kanker payudara stadium lanjut, dalam beberapa keadaan, terapi radiasi dapat mengurangi kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut.

 

advertisement