Profil Poppy Dharsono, Sosok di Balik Program Indonesia Global Halal Fashion BPJPH
JAKARTA, (ERAKINI) - Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggagas program Indonesia Global Halal Fashion (IGHF). Kegiatan ini telah di launching pada 28 Maret 2024 lalu saat gelaran Indonesia Fashion Week.
BPJPH dan APPMI berkomitmen untuk mendorong Indonesia menjadi kiblat fesyen halal dunia. APPMI melihat pengusaha dan perancang busana di Tanah Air memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan bersaing di kancah global.
Lebih lanjut, adanya program tersebut tidak terlepas dari sosok Poppy Dharsono, ketua umum APPMI yang juga desainer yang sudah makan garam. Poppy bersama BPJPH Kemenag menginisiasi IGHF supaya fesyen halal dikenal dunia.
Bagi kalangan desainer dan dunia hiburan tanah air, sosok Poppy bukanlah orang asing. Dia merupakan pengusaha yang sukses hingga diundang ke berbagai negara untuk terlibat dalam projek-projek fashion show.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2024), Poppy dibesarkan dalam lingkungan di mana sang ibu gemar menjahit di rumah, kecintaan Poppy Dharsono pada dunia tata busana sudah terbentuk sejak dini. Kini, kiprahnya di industri fashion Indonesia telah menjadi bagian penting dari sejarah mode di Tanah Air. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, Poppy tetap aktif dan menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahkan di usia senjanya.
Poppy membuktikan keseriusannya dengan menempuh pendidikan mode di Guerre Lavigne, Paris, yang kini dikenal sebagai Ecole Supérieure des Arts et Techniques de la Mode (ESMOD) pada tahun 1976.
Setahun setelah lulus, ia kembali ke Jakarta dan mendirikan perusahaan desain fashion pertamanya hanya dengan berbekal lima mesin jahit. Langkah kecil ini menjadi fondasi bagi perjalanan kariernya sebagai entrepreneur dan wirausahawan mandiri. Pada 1980, bersama empat sahabatnya, Poppy mendirikan PT Rana Sankara, perusahaan garmen yang memproduksi denim untuk pasar Amerika Serikat dan Eropa.
Ketekunan dan kecerdasan Poppy dalam melihat peluang bisnis terus berkembang. Tidak hanya berfokus pada fashion, ia juga mendirikan beberapa perusahaan lain, seperti PT Pesona Sinjang Kencana yang memproduksi tekstil buatan dan PT Poppy Dharsono Cosmetics di bidang kecantikan. Ia bahkan merambah ke sektor properti melalui PT Spinindo Mitradaya yang menyediakan gudang, bangunan perkantoran, hingga kawasan industri.
Pada 1997, bersama Hariyadi Sukamdani, Poppy mendirikan LaSalle College Indonesia, sebuah perguruan tinggi desain bertaraf internasional yang menjadi wadah bagi para kreator mode untuk belajar dan berkembang. LaSalle College Indonesia kini menawarkan berbagai bidang studi, termasuk bisnis fashion, desain media digital, desain interior, fotografi, dan sinematografi.
Salah satu warisan terbesar Poppy dalam dunia mode Indonesia adalah inisiasinya terhadap Indonesia Fashion Week (IFW) melalui Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Ajang ini telah menjadi platform tahunan yang menampilkan kekayaan budaya Indonesia melalui wastra dan adibusana. Di tahun 2024, IFW mengusung tema ‘Langgam Jakarta Teranyam,’ dengan fokus pada budaya dan turisme Jakarta sebagai melting pot dari berbagai budaya dunia.
Poppy berharap para desainer Indonesia dapat memanfaatkan sejarah dan tradisi lokal untuk menciptakan fashion yang memiliki karakteristik unik dan tetap relevan di pasar internasional. Menurutnya, sejarah adalah jendela ke masa depan, dan memahami akar budaya dapat menambah nilai kreativitas generasi mendatang.