Tata Cara Shalat Gerhana Matahari yang Disebut BRIN Bakal Terjadi 2 Oktober
Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan, Gerhana Bulan Parsial terjadi pada 17-18 September 2024. Gerhana Bulan yaitu tertutupnya bulan oleh bayangan bumi. Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama.
Menurut laporan BRIN, Gerhana Bulan atau Gerhana Matahari masih akan terjadi sepanjang tahun 2024. Berdasarkan jadwal, setelah Gerhana Bulan parsial 17-18 September maka selanjutnya akan terjadi fenomena gerhana Matahari cincin pada 2 Oktober yang akan menutup tahun 2024.
Sebagai agama dengan sebenar-benarnya agama, Islam sudah mengatur terkait amalan yang harus dilakukan umat Islam ketika terjadi Gerhana Bulan maupun Gerhana Matahari. Diantara amalan tersebut yaitu shalat sunnah Gerhana Matahari.
Dilansir dari NU Online, berikut tata cara shalat Gerhana Matahari yang bisa diamalkan oleh umat Islam. Teknis pelaksanaan shalat gerhana matahari adalah sebagaimana shalat biasanya yang terdiri dari dua rakaat:
1. Niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan likusûfisy syamsi rak’ataini lillâhi ta’âlâ
Artinya, “Saya niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’âla.”
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca ta’awudz, Surat al-Fatihah,
5. Membaca surat-surat pendek
6. Ruku’,
7. I’tidal
8. Sujud,
9. Duduk, lalu sujud lagi. Selanjutnya berdiri lagi untuk melanjutkan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, kemudian disambung
10. Tahiyat, membaca dua kalimat syahadat, membaca shalawat ibrahimiyah,
11. Salam.