4 Amalan Saat Terjadi Gerhana Matahari
Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi akan terjadi Gerhana Matahari pada 2 Oktober mendatang. Gerhana Matahari yaitu saat bulan berada di antara matahari dan bumi, sehingga bayangan bulan menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari yang menuju bumi.
Fenomena ini terjadi ketika bulan baru (bulan mati), di mana bayangannya yang berbentuk kerucut memblokir cahaya matahari dan menciptakan area gelap di permukaan bumi. Pada saat inilah kita bisa menyaksikan bumi menjadi gelap seperti malam hari meskipun seharusnya siang.
Sebagai respons fenomena alam tersebut, umat Islam dianjurkan untuk mengamalkan hal berikut ini. Amalan dilakukan sebagai bentuk pengakuan atas kekuasaan dan kebesaran Allah yang telah mengatur alam semesta ini.
Dilansir dari NU Online, berikut ini amalah yang dianjurkan para ulama ketika mengetahui terjadi Gerhana Matahari.
Pertama, melaksanakan shalat Gerhana Matahari (kusuf al-syams) dua rakaat. Shalat kusuf boleh ditunaikan secara munfarid atau sendiri, atau berjamaah bersama masyarakat setempat, baik di rumah atau di masjid.
Kedua, mandi. Sebelum melangsungkan shalat kusuf sebaiknya umat Islam mandi terlebih dahulu untuk menyucikan diri dari segala najis yang menempel di badannya. Namun, tidak seperti shalat Idul Fitri atau Idul Adha, setelah mandi, tidak disunnahkan untuk berhias.
Ketiga, umat Islam disunnahkan untuk tidak mengeraskan bacaan-bacaannya dalam shalat. Sebab, shalat gerhana matahari termasuk bagian shalat yang dikerjakan di siang hari (nahariyah) sehingga dianjurkan untuk memelankan bacaan shalatnya.
Keempat, jika dilakukan secara berjamaah, maka disunnahkan bagi imam untuk berkhutbah, sebagaimana khutbah shalat Jumat. Namun bedanya, khutbah shalat gerhana matahari ini dilaksanakan setelah shalat, bukan sebelumnya.
Dalam hal ini, hendaklah bagi khatib untuk memotivasi para jamaah untuk melaksanakan kebaikan, berupa taubat, sedekah, dan kebaikan lainnya, serta mengajak untuk meninggalkan kemaksiatan dan segala kejelekan lainnya.
Anjuran khutbah ini tidak berlaku bagi orang yang melakukan shalat gerhana secara sendiri. Kelima, disunnahkan untuk tidak dilakukan secara berjamaah apabila terjadi gempa, petir yang menakutkan, dan angin kencang.