Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Menikahi Dua Putri Rasulullah
Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab, salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin yang memegang peranan penting dalam sejarah Islam. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luaiy bin Ghalib, Al-Qurasyi Al-Umawi Al-Makkiy, yang berasal dari suku Quraisy di Mekkah.
Menurut catatan dalam kitab Tarikh Al-Khulafa (halaman 118-119), Utsman bin Affan lahir pada tahun keenam setelah peristiwa Pasukan Gajah yang terjadi sekitar tahun 570 Masehi. Peristiwa ini merujuk pada serangan pasukan Abraha terhadap Ka'bah yang berhasil digagalkan oleh campur tangan Allah SWT.
Dilansir dari NU Online, Utsman dikenal sebagai salah satu pemeluk Islam yang pertama. Keteguhannya dalam memeluk agama Islam meskipun berasal dari keluarga kaya dan terpandang menunjukkan kekuatannya dalam keimanan dan ketakwaan. Sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Utsman memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam, terutama setelah diangkat menjadi khalifah.
Di bawah kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Islam meluas hingga ke bagian Afrika Utara, Asia, dan Kaukasus. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah upaya penyusunan mushaf Al-Qur’an yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Keputusan tersebut diambil untuk menjaga keutuhan dan keseragaman bacaan Al-Qur'an di seluruh wilayah kekhalifahan.
Selain itu, Utsman merupakan golongan pertama yang diberikan hidayah untuk mempelajari agama Islam kepada Nabi Muhammad saw.
قال ابن إسحاق: وكان أول الناس إسلامًا بعد أبي بكر، وعلي، وزيد بن حارثة
Artinya: Ibnu Ishaq berkata, Usman termasuk golongan sahabat pertama yang masuk Islam setelah Abu Bakar, Ali, dan Zaid bin Haritsah
Utsman bin Affan: Dzunnurain, Sahabat Mulia yang Dijuluki Pemilik Dua Cahaya
Utsman bin Affan, khalifah ketiga dalam sejarah Islam, memiliki hubungan istimewa dengan keluarga Rasulullah SAW. Ia menikahi dua putri Rasulullah, yaitu Ruqayyah dan Ummi Kultsum, yang memberinya julukan Dzunnurain atau "pemilik dua cahaya". Julukan ini menunjukkan kehormatan besar yang diberikan kepadanya karena menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW.
Pernikahannya dengan Ruqayyah terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai Nabi. Sayangnya, Ruqayyah wafat pada malam Perang Badar, sehingga Utsman tidak ikut serta dalam peperangan tersebut. Ia diberi izin oleh Rasulullah untuk tinggal dan merawat istrinya yang tengah sakit parah. Setelah kepergian Ruqayyah, Rasulullah menikahkan Utsman dengan adiknya, Ummi Kultsum. Namun, Ummi Kultsum pun wafat pada tahun 9 Hijriah, meninggalkan Utsman tanpa keturunan dari kedua pernikahan tersebut.
Selain perannya sebagai menantu Rasulullah, Utsman bin Affan dikenal sebagai salah satu sahabat yang dijamin masuk surga. Ia juga melanjutkan cita-cita Umar bin Khattab untuk mengkodifikasi Al-Qur’an menjadi mushaf yang seragam, dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Dalam proyek penting ini, ia memimpin tim yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Harits bin Hisyam.
Utsman juga termasuk perawi hadis yang disegani, dengan 146 hadis yang diriwayatkannya diambil oleh sahabat-sahabat terkenal seperti Zaid bin Khalid al-Juhani, Ibn Zubair, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah, dan Ibn Umar. Beberapa tabi’in, seperti Aban bin Utsman dan Imran, juga belajar dari beliau.
Menurut penuturan Ibn Sa’d, Utsman bin Affan dikenal sebagai sosok yang fasih dalam berbicara dan setiap perkataannya sangat dihormati. Hal ini menunjukkan betapa mahirnya Utsman dalam berkomunikasi, hingga kata-katanya selalu diikuti dengan penuh perhatian. Dari segi fisik, Ibn Asakir mencatat bahwa Utsman memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi atau pendek, serta tampan. Musa bin Talhah bahkan menggambarkan Utsman sebagai lelaki yang sangat tampan.
Kepribadian mulia dan kontribusinya yang besar terhadap Islam membuat Utsman bin Affan dihormati sebagai salah satu tokoh utama dalam sejarah Islam. Jasa-jasanya, terutama dalam penyusunan Al-Qur’an dan perannya dalam menyebarkan ajaran Islam, tetap dikenang oleh umat Muslim di seluruh dunia hingga saat ini.
Meski demikian, Utsman bin Affan tergolong sahabat yang sangat pemalu, sehingga siapa pun yang berjumpa dengannya ikut merasa malu, hal ini sebagai bentuk menghormatinya. Dalam salah satu hadis menyebutkan:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي حَرْمَلَةَ عَنْ عَطَاءٍ وَسُلَيْمَانَ ابْنَيْ يَسَارٍ وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُضْطَجِعًا فِي بَيْتِي كَاشِفًا عَنْ فَخِذَيْهِ أَوْ سَاقَيْهِ فَاسْتَأْذَنَ أَبُو بَكْرٍ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ كَذَلِكَ فَتَحَدَّثَ ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُثْمَانُ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَوَّى ثِيَابَهُ قَالَ مُحَمَّدٌ وَلَا أَقُولُ ذَلِكَ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ فَدَخَلَ فَتَحَدَّثَ فَلَمَّا خَرَجَ قَالَتْ عَائِشَةُ دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُمَرُ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ ثُمَّ دَخَلَ عُثْمَانُ فَجَلَسْتَ وَسَوَّيْتَ ثِيَابَكَ فَقَالَ أَلَا أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ
Artinya: Dari Muhammad bin Abu Harmalah dari 'Atha dan Sulaiman yang merupakan kedua anak Yasar dan Abu Salamah bin 'Abdur Rahman, bahwa Aisyah berkata: Pada suatu ketika, Rasulullah sedang berbaring di rumahku dengan membiarkan kedua pahanya atau kedua betisnya terbuka. Tak lama kemudian, Abu Bakar minta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Lalu, Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan terus berbincang-bincang (tentang suatu hal). Selanjutnya Umar bin Khattab datang dan meminta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan melanjutkan berbincang-bincang.
Kemudian Utsman bin Affan datang dan meminta izin kepada Rasulullah untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka Rasulullah pun mempersilahkannya untuk masuk seraya mengambil posisi duduk dan membetulkan pakaiannya.
Muhammad bin Harmalah berkata; Saya tidak mengatakan hal itu pada hari yang sama (peristiwa ini tidak terjadi pada hari yang sama)
Lalu Utsman masuk dan langsung bercakap-cakap dengan beliau tentang berbagai hal. Setelah Utsman keluar dari rumah, Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, tadi ketika Abu Bakar masuk ke rumah engkau tidak terlihat tergesa-gesa untuk menyambutnya. Kemudian ketika Umar datang dan masuk, engkaupun menyambutnya dengan biasa-biasa saja.
Akan tetapi ketika Utsman bin Affan datang dan masuk ke rumah maka engkau segera bangkit dari pembaringan dan langsung mengambil posisi duduk sambil membetulkan pakaian engkau.
Sebenarnya ada apa dengan hal ini semua ya Rasulullah?, Rasulullah menjawab: Hai Aisyah, bagaimana mungkin aku tidak merasa malu kepada seseorang yang para malaikat saja merasa malu kepadanya? (HR. Muslim).