WASHINGTON, (ERAKINI) – Pemilu Amerika Serikat (AS) akan digelar sebentar lagi, tepatnya pada tanggal 5 November 2024 mendatang.
Ada 2 kandidat yang akan bersaing dalam kontestasi ini, yaitu antara Mantan Presiden AS Donald Trump yang sekaligus calon presiden dari Partai Republik melawan Wakil Presiden AS Kamala Harris yang sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat.
Trump mengungkapkan bahwa jika dirinya kalah dalam pemilu kali ini, maka ia tidak akan mencalonkan diri untuk keempat kalinya berturut-turut sebagai presiden AS. Hal itu diungkapkan Trump dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Minggu (22/9/2024).
"Tidak, saya tidak melakukannya. Saya pikir itu akan terjadi, itu saja,” ucap Trump saat disoal mengenai apakah dia akan kembali mencalonkan diri dalam empat tahun ke depan jika dia tidak berhasil dalam pencalonannya yang ketiga berturut-turut untuk menduduki Gedung Putih dikutip dari Reuters, Senin (23/9/2024).
Adapun saat ini, Trump tengah menghadapi persaingan yang ketat melawan Harris. Jajak pendapat sementara menunjukkan kedua negara bagian tersebut saling bersaing di negara-negara bagian utama yang kemungkinan besar akan menentukan pemenangnya, bahkan ketika Harris mulai unggul dalam jajak pendapat nasional.
Trump mendeklarasikan pencalonan pertamanya untuk terpilih kembali pada pemilu 2020 pada hari yang sama ketika ia dilantik pada tahun 2017 dan mengumumkan pencalonan terakhirnya untuk menduduki Gedung Putih dua tahun lalu pada bulan November 2022.
Trump terus menyalahkan kekalahannya pada tahun 2020 dari Presiden Demokrat Joe Biden karena penipuan pemilih yang meluas dan menghadapi tuntutan pidana federal dan negara bagian atas upaya untuk membatalkan hasil pemilu.
Dia menyangkal melakukan kesalahan apa pun dan menyebut dakwaannya sebagai serangan politik terhadapnya, sambil menerima retorika distopia yang semakin meningkat jika dia kalah pada tahun 2024.
Dia juga telah meluncurkan sejumlah usaha bisnis di tengah kampanye terbarunya, termasuk Trump Media (DJT.O), membuka tab baru, NFT, dan sepatu kets, koin, dan kripto bermerek Trump.