Tanpa Syarat Baru, Hamas Siap Gencatan Senjata dengan Israel Pakai Proposal Biden
JAKARTA, (ERAKINI) – Perang Hamas vs Israel di Gaza masih terus berlangsung hingga menginjak 11 bulan lebih. Beberapa kali upaya gencatan senjata telah dilakukan namun masih belum berhasil karena tidak tercapai kesepakatan.
Terbaru, Hamas telah menyatakan bahwa pihaknya siap untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel tanpa menuntut syarat-syarat baru. Hamas telah menyatakan setuju untuk menjalankan proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Juni lalu dan tidak ada satu syarat baru apa pun yang akan diminta, sebagaimana melansir Reuters.
Namun demikian, Hamas mengharapkan bahwa kondisi serupa berlaku bagi Israel mengenai tidak adanya syarat baru.
Hamas dalam pernyataanya menyebutkan bahwa tim negosiasi mereka, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, telah bertemu dengan para mediator di Doha, Qatar, Rabu (11/9/2024).
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel hadir dalam pertemuan itu.
Negosiasi ini merupakan yang terbaru setelah negosiasi sebelum-sebelumnya tak membuahkan hasil yang signifikan, bahkan cenderung buntu. Hal itu disebabkan karena pihak Israel meminta agar bisa mengontrol perbatasan Mesir-Gaza yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi untuk mencekal pergerakan Hamas.
Sementara itu, Direktur Badan Intelijen Pusat (Central Intelligence Agency/CIA) Amerika Serikat, William Burns yang menjadi kepala negosiator AS pada Sabtu (7/9/2024) mengatakan, proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan.
Di Jalur Gaza, di waktu yang sama, gempuran Israel tetap terus berlanjut sejak pertama pecah pada Oktober 2023 hingga korban tewas warga Palestina tercatat telah tembus sebanyak 41.020 warga Palestina dan 94.925 lainnya terluka. Kamp pengungsi Palestina pun telah berulang kali digempur Israel. Bahkan, serangan terbaru Israel secara terang-terangan diluncurkan ke Al Mawasi yang merupakan wilayah yang diklaim zona aman oleh Negeri Zionis itu. Semua korban tewas itu didominasi oleh perempuan dan anak-anak.