Tak Ada Kesepakatan Hamas-Israel di Kairo, AS Masih Terus Upayakan Gencatan Senjata Gaza
WASHINGTON, (ERAKINI) - Tidak ada kesepakatan pada hari Minggu (25/8/2024) dalam perundingan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo. Selain itu, baik Hamas maupun Israel keduanya tak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan oleh para mediator, menurut dua sumber keamanan Mesir. Hal itu menimbulkan keraguan terhadap peluang keberhasilan perundingan terbaru. Upaya yang didukung AS untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung 10 bulan.
Namun, seorang pejabat senior AS menggambarkan perundingan tersebut sebagai hal yang “konstruktif,” dan mengatakan bahwa perundingan tersebut dilakukan dengan semangat semua pihak untuk mencapai “kesepakatan final dan dapat dilaksanakan.”
“Proses ini akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang melalui kelompok kerja untuk mengatasi lebih lanjut masalah-masalah yang masih ada dan rinciannya,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, dikutip dari Arab News, Senin (26/8/2024). Ia menambahkan bahwa tim-tim tersebut akan tetap berada di Kairo.
Pembicaraan yang berlangsung selama berbulan-bulan telah gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza atau membebaskan sisa sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan saat berbicara pada konferensi pers di Halifax, Kanada, mengatakan bahwa Washington masih “terburu-buru” bekerja di Kairo untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
Poin-poin penting dalam pembicaraan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar yaitu kehadiran Israel di Koridor Philadelphi, sebuah wilayah sempit sepanjang 14,5 km (9 mil) di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Para mediator mengajukan sejumlah alternatif selain kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi dan Koridor Netzarim yang melintasi tengah Jalur Gaza, namun tidak ada yang diterima oleh kedua pihak, kata sumber Mesir.
Israel juga menyatakan keberatannya terhadap beberapa tahanan Palestina yang diminta Hamas untuk dibebaskan, dan Israel menuntut mereka keluar dari Gaza jika mereka dibebaskan, tambah sumber tersebut.
Ada banyak perdebatan antara tim dari Israel, Amerika Serikat dan Mesir sejak Kamis untuk mempersempit kesenjangan yang ada, kata pejabat senior AS, dalam persiapan untuk hari Sabtu, ketika Qatar dan Mesir bertemu dengan perwakilan senior Hamas untuk membahas usulan tersebut secara rinci.
Pada hari Minggu, pejabat senior Israel bergabung dalam pembicaraan untuk mengatasi masalah yang belum terselesaikan dengan dukungan mediator, kata pejabat senior AS tetapi tidak memberikan penilaian pasti apakah ada terobosan atau tidak.
Hamas mengatakan Israel telah menarik kembali komitmennya untuk menarik pasukan dari Koridor dan mengajukan persyaratan baru lainnya, termasuk penyaringan terhadap pengungsi Palestina ketika mereka kembali ke wilayah utara yang lebih padat penduduknya ketika gencatan senjata dimulai.
“Kami tidak akan menerima diskusi mengenai pencabutan dari apa yang kami sepakati pada 2 Juli atau ketentuan baru,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada TV Al-Aqsa pada hari Minggu.
Pada bulan Juli, Hamas menerima proposal AS untuk memulai pembicaraan mengenai pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan pria, 16 hari setelah fase pertama perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza, kata sumber senior Hamas kepada Reuters.
Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada hari Minggu setelah mengadakan pembicaraan dengan mediator, kata pejabat senior Izzat El-Reshiq, seraya menambahkan bahwa kelompok tersebut telah menegaskan kembali tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus menetapkan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.