Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Virus Marburg Belum Ada Vaksin, Pemerintah Rwanda Sebut yang Terinfeksi Mayoritas Nakes

Virus Marburg Belum Ada Vaksin, Pemerintah Rwanda Sebut yang Terinfeksi Mayoritas Nakes

JAKARTA, (ERAKINI) – Infeksi virus yang sangat menular, penyakit Marburg, yang menyebabkan demam berdarah mirip dengan Ebola, menewaskan 8 orang di Rwanda, menurut Kementerian Kesehatan setempat.

Dalam wabah ini, sekitar 20 orang saat ini menerima perawatan, menurut Menteri Kesehatan negara tersebut Sabin Nsanzimana. “Mereka yang terinfeksi dan meninggal sebagian besar adalah petugas kesehatan,” kata Nsanzimana kepada media.

Saat ini, belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk penyakit Marburg. Perkiraan kematian adalah sekitar 88%.

Dengan adanya kasus penyakit Marburg yang kini dilaporkan di tujuh dari 30 distrik di Rwanda, para pejabat berlomba-lomba untuk membendung wabah tersebut. Mereka telah melacak 161 kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi dan menempatkan mereka di bawah pengawasan ketat untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Melansir Medical Daily, Marburg adalah virus demam berdarah yang langka dan parah yang disebabkan oleh virus orthomarburg yang sangat menular yang disebut virus Marburg dan Ravn. Virus yang secara alami ditemukan pada kelelawar Rousettus Mesir ini menyerang manusia dan primata seperti kera dan monyet. Meskipun kelelawar membawa patogen tersebut, mereka tidak menjadi sakit karenanya. Infeksi ini biasanya ditemukan di Afrika sub-Sahara.

WHO mengumumkan bahwa pengiriman pasokan perawatan klinis dan pencegahan infeksi sedang disiapkan dan akan dikirim ke Kigali, ibu kota Rwanda dalam beberapa hari mendatang dari Pusat Tanggap Darurat di Nairobi, Kenya.

“Kami dengan cepat menyiapkan semua aspek respons wabah yang penting untuk mendukung Rwanda menghentikan penyebaran virus ini dengan cepat dan efektif. Dengan sistem tanggap darurat kesehatan masyarakat yang sudah kuat di negara ini, WHO berkolaborasi erat dengan otoritas nasional untuk menyediakan apa yang dibutuhkan. dukungan untuk lebih meningkatkan upaya yang sedang berlangsung,” kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika dalam siaran persnya.

Internasional Terkini