Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Trump: Tak Akan Ada Debat Ketiga, Harris: Kami Berhutang kepada Pemilih untuk Debat Lagi

Trump: Tak Akan Ada Debat Ketiga, Harris: Kami Berhutang kepada Pemilih untuk Debat Lagi

WASHINGTON, (ERAKINI) - Calon presiden dari Partai Republik yang juga Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Kamis (12/9/2024) mengumumkan bahwa ia tidak akan debat presiden lagi melawan Wakil Presiden Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat.

“Tidak Akan Ada Debat Ketiga!” kata Trump di platform Truth Social dikutip dari Aljazeera, Jumat (13/9/2024).

Di platform media sosialnya tersebut, Trump mengklaim bahwa ia memenangkan debat yang diselenggarakan oleh ABC News di Philadelphia pada Selasa (10/9/2024) malam. Trump juga menuduh Harris menolak menerima undangan debat dari Fox News, NBC News, dan CBS News.

Adapun debat presiden minggu ini antara Trump dengan Harris menjadi salah satu acara yang paling banyak ditonton pada musim pemilu. Siaran itu tersebut menarik lebih dari 67 juta pemirsa.

Di sisi lain, dalam sebuah postingan di "X", yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Harris menyiratkan keinginan untuk berdebat lagi. "Kami berhutang kepada para pemilih untuk melakukan debat lagi," kata Harris Kamis, (12/9/2024) dikutip dari Xinhua.

Tim kampanye Harris pun mengklaim kemenangan dalam debat pertama antara keduanya. “Wakil Presiden Harris memimpin setiap isu yang penting bagi rakyat Amerika,” menurut pernyataan yang dirilis sebelumnya.

Jajak pendapat CNN terhadap para pengamat debat menunjukkan 63 persen setuju bahwa Harris tampil lebih baik di atas panggung di Philadelphia.

Menurut Fox News, 12 pemilih di panel berpendapat Harris memenangkan debat, sementara lima orang yakin Trump menang. Banyak yang mengatakan Trump tidak tahu bagaimana cara menyerang lawan barunya dalam pemilihan presiden.

Sebuah artikel di New York Times mencatat bahwa setelah debat, banyak ahli strategi dan pejabat Partai Demokrat memuji kinerja Harris, sementara anggota Partai Republik mengeluhkan "tenornya pertanyaan" dari para moderator dan mengakui "peluang yang terlewatkan" Trump untuk melancarkan serangan yang terfokus.

Internasional Terkini