Hizbullah Konfirmasi Pemimpinnya Hassan Nasrallah Terbunuh dalam Serangan Udara di Beirut
JAKARTA, (ERAKINI) – Kelompok Hizbullah hari ini, Sabtu (28/9/2024) telah mengonfirmasi bahwa pemimpinnya Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan besar-besaran Israel di lingkungan padat penduduk di Beirut pada Jumat (27/9/2024) malam, sebagaimana dilansir dari Aljazeera.
Hizbullah akan melanjutkan pertempurannya melawan Israel untuk mendukung Gaza dan Palestina, dan untuk membela Lebanon serta rakyatnya yang teguh dan terhormat, kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.
Sebelumnya, tentara Israel pada Sabtu telah mengklaim bahwa pihaknya telah membunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut Lebanon pada Jumat (27/9/2024) malam.
Melansir Anadolu, Juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam sebuah pernyataan di X, mengatakan Nasrallah ‘dilikuidasi’ dalam operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah yang terletak di bawah sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut.
Adraee menjelaskan serangan udara tersebut dilakukan dengan “intelijen yang tepat dari badan intelijen militer,” yang menargetkan lokasi di mana kepemimpinan Hizbullah dilaporkan mengoordinasikan serangan terhadap Israel.
Ia menambahkan, operasi tersebut juga mengakibatkan tewasnya Ali Karki, pemimpin front selatan Hizbullah, dan beberapa komandan Hizbullah lainnya.
Sejak Senin pagi, Israel telah menggempur Lebanon dengan serangan yang telah menewaskan lebih dari 700 korban dan melukai hampir 2.200 orang, menurut angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.
Kementerian juga mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Lebanon sejak Oktober lalu adalah 1.540 orang, ditambah lebih dari 77.000 orang yang mengungsi dari bagian selatan dan timur negara itu.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan gencar Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.500 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Komunitas internasional telah memperingatkan agar tidak melakukan serangan terhadap Lebanon, karena hal tersebut meningkatkan kekhawatiran akan mengubah konflik Gaza menjadi perang regional.