Mesir Jadi Tuan Rumah bagi Delegasi Israel dan AS untuk Bahas Gencatan Senjata Gaza
KAIRO, (ERAKINI) - Mesir akan menjadi tuan rumah bagi delegasi Israel dan Amerika Serikat (AS) untuk membahas poin-poin penting terkait perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, menurut TV Al-Qahera News yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir pada hari Sabtu (6/7/2024).
Dilansir dari Xinhua, Minggu (7/7/2024), Mesir telah mengadakan pertemuan intensif dengan pihak-pihak terkait pada minggu ini untuk memajukan upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, kata laporan itu, yang mengutip sumber keamanan tingkat tinggi.
Sumber anonim tersebut menegaskan, Mesir juga menjaga komunikasi dengan gerakan Hamas sebagai bagian dari upaya memfasilitasi perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dan tahanan.
Mengutip seorang pejabat senior, al-Qahera News mengatakan Mesir sedang melakukan pembicaraan dengan faksi Palestina Hamas untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan, dilansir dari Alarabiya News, Minggu (7/7/2024).
Hamas telah menerima usulan AS untuk memulai pembicaraan mengenai pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan pria, 16 hari setelah tahap pertama perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza, kata sumber senior Hamas kepada Reuters pada hari Sabtu.
Kelompok militan tersebut telah membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian, dan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut selama enam minggu tahap pertama, kata sumber tersebut kepada Reuters yang tidak ingin disebutkan namanya karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan bahwa proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sebuah sumber di tim perundingan Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan sekarang ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan kejadian di masa lalu dalam perang sembilan bulan di Gaza, ketika Israel mengatakan persyaratan yang diberikan oleh Hamas tidak dapat diterima.
Adapun Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza menyusul amukan Hamas melalui perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan sekitar 250 lainnya disandera.
Sejak serangan dimulai, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat telah melakukan upaya untuk mencapai gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.