24 Jam Terakhir, Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 46 Orang, 85 Luka-Luka
BEIRUT, (ERAKINI) - Serangan udara Israel di berbagai wilayah di Lebanon selama 24 jam terakhir telah menewaskan 46 orang dan 85 orang lainnya mengalami luka-luka. Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.
Mengutip Xinhua, Kamis (3/10/2024), kementerian tersebut menyampaikan bahwa 5 orang tewas dan 5 lainnya luka-luka di Provinsi Baalbek-Hermel, sementara 23 orang tewas dan 41 lainnya luka-luka di Provinsi Nabatieh. Ia menambahkan bahwa 11 orang tewas dan 21 lainnya terluka di wilayah selatan.
Wilayah Bekaa menyaksikan 6 kematian dan 17 luka-luka, sementara satu orang tewas dan lainnya terluka di Gunung Lebanon, kata kementerian itu.
Sejak 23 September, tentara Israel telah melancarkan serangan udara intensif yang belum pernah terjadi sebelumnya di Lebanon dalam eskalasi berbahaya dengan Hizbullah.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah dan tentara Israel telah saling baku tembak di perbatasan Lebanon-Israel di tengah kekhawatiran akan konflik yang lebih luas seiring berlanjutnya perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Iran telah meluncurkan setidaknya 180 rudal ke Israel pada hari Selasa (1/10/2024). Serangan itu menjadi balasan atas serangkaian pukulan dahsyat yang dilakukan Israel dalam beberapa pekan terakhir terhadap kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Iran juga mengatakan pihaknya meluncurkan rentetan rudal ke Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan pejabat senior Hizbullah, Hamas dan Iran, sehingga membuat warga Israel bergegas mengebom tempat perlindungan dan meningkatkan kekhawatiran akan perang besar-besaran di wilayah tersebut.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan serangan rudal ke Israel adalah respons terhadap pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan pekan lalu, serta pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh awal tahun ini, Iran's Fars kantor berita melaporkan.
“Sebagai tanggapan atas kesyahidan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah dan Nilforoushan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata IRGC dalam sebuah pernyataan dikutip dari Aljazeera, Rabu (2/10/2024),