Maroko Catat Kasus Mpox Pertama di Afrika Utara di Tengah Kondisi Darurat Global
RABAT, (ERAKINI) - Maroko telah mencatat kasus mpox di kota wisata Marrakesh, kasus pertama di Afrika utara sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat internasional bulan lalu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika pada Jumat (13/9/2024).
“CDC Afrika mengonfirmasi kasus mpox pertama di Afrika Utara pada tahun 2024, yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Maroko pada 12 September,” demikian pernyataan di situs web Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tersebut dikutip dari Arab News, Sabtu (14/9/2024).
Berbarengan Bersama Maroko, ada 15 negara anggota Uni Afrika telah melaporkan kasus tersebut-sekarang di setiap wilayah benua, menurut CDC Afrika.
Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, tetapi juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat. Terkadang mematikan, menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar seperti bisul.
Pasien berusia 32 tahun dari Marrakesh “dinyatakan positif dan menerima perawatan,” kata CDC Afrika.
“Pihak berwenang Maroko telah mengaktifkan operasi darurat, mengerahkan tim tanggap cepat dan memulai penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak,” imbuh pernyataan itu.
Secara terpisah, Kementerian Kesehatan Maroko mengatakan bahwa pasien tersebut menerima perawatan di pusat medis khusus di Marrakesh dan “dalam kondisi kesehatan yang stabil sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran.”
Sejauh ini, tidak ada seorang pun yang melakukan kontak dengan pasien tersebut yang menunjukkan gejala, tambah kementerian.
Sebelumnya, WHO mengumumkan keadaan darurat internasional pada 14 Agustus, prihatin dengan lonjakan kasus strain baru Clade 1b di Republik Demokratik Kongo yang menyebar ke negara-negara terdekat. Angka CDC di Afrika menunjukkan sebagian besar kasus terjadi di Afrika Tengah.
Menurut badan tersebut, sejak awal tahun, 26.544 kasus telah dilaporkan di 15 negara yang terkena dampak, 5.732 di antaranya telah terkonfirmasi. Dikatakan bahwa 724 kematian juga telah dilaporkan.