Search

Membanggakan! Kampus Top di Ethiopia Punya Pusat Studi Indonesia

KUYERA, (ERAKINI) - Kuyera Adventist University (KAU), salah satu perguruan tinggi ternama di Ethiopia membuat sejarah besar. Kampus yang berlokasi di Shashemene, sekitar 230 kilometer arah tenggara dari Addis Ababa ini memiliki Pusat Studi Indonesia. Kehadiran lembaga ini sangat strategis karena bisa menjadi ruang untuk mengenal lebih dekat Indonesia secara komprehensif.

Pusat Studi Indonesia ini akan berada di kampus baru KAU yang lokasinya persis di sisi jalan antara Addis Ababa-Hawassa. Upacara serah terima kepemilikan lahan (land handover) untuk pembangunan kampus baru ini digelar Minggu (4/8/2024). Kajian-kajian keindonesiaan nanti selanjutnya akan terwadahi di Auditorium dan Convention Center KAU yang bernama Al Busyra Basnur Indonesia-Ethiopia Friendship. Al Busyra Basnur adalah Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika aktif yang selama ini banyak berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan kerjasama internasional KAU.

Selain Dubes Al Busyra, hadir dalam acara handover ceremony tersebut adalah Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Prof Suyitno, didampingi Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Wawan Junaidi, sejumlah pejabat di Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag dan pimpinan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.

Dubes Al Busyra mengaku sangat terharu atas langkah KAU yang membuat bangunan khusus untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Ethiopia. KAU merupakan perguruan tinggi sarat pengalaman dan berpengaruh karena  transformasi dari Ethiopia Adventist College yang didirikan pada 1947.  Dia berharap, auditorium dan pusat pertemuan ini tidak sekadar megah berdiri namun juga memberikan kontribusi yang positif dalam memahami Indonesia lebih dalam.

"Ini sungguh menyentuh hati kami. Untuk itu, mewakili pemerintah Indonesia kami mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Kuyera Adventist University khususnya apresiasi kepada rektor dan para pengelola yang secara khusus membuat gedung untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Indonesia," ujar Al Busyra.

Menurut diplomat senior yang bertugas di Ethiopia sejak Maret 2019 ini, pembangunan pusat kajian Indonesia di KAU ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kerjasama yang lebih sinergis antara dua negara. Dia mengungkapkan, dari sisi kesejarahan, hubungan baik Indonesia dan Ethiopia sudah terbangun sangat lama dan dan dekat. Bahkan sebelum masing-masing negara membuka kantor perwakilan pada 1964, Ethiopia sudah ikut hadir dan menyukseskan Konferensi Asia Afrika (KAA) digelar di Bandung pada 1955.

Berpijak hubungan yang baik selama ini, Dubes Al Busyra berkomitmen akan mengawal pembangunan auditorium dan pusat pertemuan ini hingga tuntas. Pembangunan auditorium ini juga membutuhkan peran serta banyak pihak. Untuk itu dia mengajak semua pihak untuk memiliki kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam rangka menyukseskan program mulia dari KAU tersebut.

"Kami ikut bertanggung jawab agar bangunan ini bisa berdiri sukses dan kami mengajak semua ikut bertanggung jawab. Selama di Ethiopia saya juga akan memberikan yang terbaik untuk KAU," jelasnya.

Rektor KAU Dr Abraham Dalu dalam sambutannya mengaku kontribusi Dubes Al Busyra dan membantu memajukan kampusnya sangat besar. Al Busyra selama ini sangat aktif berdiskusi dengan pengelola KAU dan membukakan kerja sama yang lebih luas dengan kampus-kampus di Indonesia. Dia meyakini dengan pembangunan auditorium baru ini, menjadikan kajian-kajian antardua negara semakin intensif dan bermanfaat luas baik dari aspek akademis maupun praksis.

"Kami bertekad menjadi kampus pusat unggulan pada 2027 nanti. Untuk itu KAU membangun standar tertinggi dalam pendidikan di Ethiopia dengan memajukan pengetahuan dan keterampilan profesional secara holistik lewat riset, pengabdian maupun pelatihan dalam pelayanan ke Tuhan dan kemanusiaan," ujarnya.

advertisement