Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Dialog di Ethiopia, Ketua STABN Raden Wijaya Beberkan Keunggulan KKN Moderasi Beragama

Dialog di Ethiopia, Ketua STABN Raden Wijaya Beberkan Keunggulan KKN Moderasi Beragama

HAWASSA, (ERAKINI) Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue yang digelar di Kota Hawassa, Ethiopia, Senin (5/8/2024) menjadi forum sangat efektif dalam mempromosikan praktik baik Program Moderasi Beragama di Indonesia. Dari akademisi Indonesia, ada lima narasumber yang terpilih untuk memaparkan dalam kegiatan bertema 'Diplomacy of Religious Moderation to Build Interfaith Dialogue tersebut'. Satu di antara narasumber tersebut adalah Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri Dr Sulaiman, PhD.

Dalam kesempatan tersebut, Dr Sulaiman memaparkan beberapa keberhasilan praktik moderasi beragama yang dijalankan oleh STABN. Di antaranya aktif berkolaborasi dalam kegiatan bersama dengan kampus-kampus berbasis agama yang berbeda. Kegiatan yang sering dilakukan adalah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bersama. Lewat program ini, ada praktik langsung moderasi beragama baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun masyarakat. Sebab saat menjalani KKN, mahasiswa dengan berlatar agama berbeda agar berbaur bersama di tengah masyarakat. Dari sini mereka kemudian belajar untuk saling menghargai dan menghormati sekaligus berinteraksi dengan masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang harmoni.

"Saat ini kami sedang melaksanakan KKN Moderasi Beragama bersama IAIN Ponorogo dan STAIMAS di Ponorogo. Artinya mahasiswa dari agama yang berbeda bersatu dalam kegiatan kemasyarakatan untuk tujuan yang sama," jelasnya.

Lewat paparannya bertajuk 'From Heart to Heart: Interfaith Dialogue in Families to Academic Action on Campus', Dr Sulaiman menjelaskan, praktik keagamaan yang beragam di Indonesia dijamin dalam konstitusi. Moderasi beragama bertujuan untuk mempraktikkan jalan tengah tanpa meninggalkan keyakinan masing-masing.

Native 1 Banner

"Dialog dari hati ke hati adalah kunci untuk memahami kesalingtergantungan kita di muka bumi ini. Dengan menggunakan praktik Buddhis 'Maitri' atau cinta kasih universal, kita berharap semua makhluk hidup berbahagia," ungkap Dr Sulaiman.

Dia juga berbagi pengalaman pribadi tentang dialog lintas agama dengan saudara perempuannya, Hj Sulastri. Keduanya bersama-sama menulis sebuah buku populer berjudul 'Main-main dengan Mind: Kekuatan Meditasi dan Dzikir', yang mencerminkan bagaimana perbedaan agama dapat dikelola dengan baik dalam keluarga.

Indonesia-Ethiopia Interfaith Dialogue merupakan kegiatan hasil kerja sama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Addis Ababa dan Kementerian Agama (Kemenag) dan didukung oleh Indonesia Ethiopia Friendship Club, Chapter Hawassa.

Selain Dr Sulaiman, delegasi Indonesia adalah Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyitno, Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Wawan Junaidi, Rektor  UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Rosihon Anwar, Rektor UHN Sugriwa Bali Prof I Gusti Ngurah Sudiana, Rektor IAKN Manado Dr Olivia Cherly Wuwung, dan Kepala STAKN Pontianak Dr Sunarso.

Internasional Terkini