WHO Akan Bantu Hentikan Penyebaran Virus Marburg di Rwanda
JAKARTA, (ERAKINI) – Rwanda telah mencatat 8 kematian akibat virus mematikan Marburg. Atas adanya wabah tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan dukungannya dan akan bekerja sama dengan otoritas Rwanda untuk membantu menghentikan penyebarannya.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Sabtu (28/9/2024) di platform media sosial X. Menurut pihak WHO, Wabah Marburg dan kasus di masa lalu telah tercatat di Tanzania, Guinea Khatulistiwa, Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, Uganda dan Ghana.
Virus langka ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 setelah menyebabkan wabah penyakit secara bersamaan di laboratorium di Marburg, Jerman, dan Beograd, Serbia. Tujuh orang meninggal karena terpapar virus tersebut saat melakukan penelitian terhadap monyet.
Marburg yang sangat menular, mirip Ebola dilaporkan di Rwanda menyusul hanya beberapa hari setelah negara tersebut mengumumkan wabah demam berdarah mematikan yang belum memiliki vaksin atau pengobatan resmi.
Untuk diketahui, virus Marburg adalah virus seperti Ebola yang berasal dari kelelawar buah dan menyebar ke manusia melalui kontak dekat dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi atau dengan permukaan, seperti seprai yang terkontaminasi.
Rwanda, negara yang terkurung daratan di Afrika tengah, menyatakan wabah ini pada hari Jumat (27/9/2024). Sejauh ini, 26 kasus telah terkonfirmasi, dan 8 orang yang terinfeksi telah meninggal, kata Menteri Kesehatan Sabin Nsanzimana pada Minggu (29/9/2024) malam.
“Marburg adalah penyakit langka,” kata Nsanzimana kepada wartawan dikutip dari Aljazeera, Selasa (1/10/2024). “Kami mengintensifkan pelacakan kontak dan pengujian untuk membantu menghentikan penyebaran,” katanya.
Atas adanya virus ini, masyarakat setempat telah didesak untuk menghindari kontak fisik untuk membantu mengekang penyebaran, namun sekitar 300 orang yang melakukan kontak dengan mereka yang dipastikan mengidap virus juga telah diidentifikasi.
Sejumlah dari mereka telah ditempatkan di fasilitas isolasi dan sebagian besar yang terkena dampak adalah petugas kesehatan di enam dari 30 kabupaten di negara ini.
Menteri tersebut mengatakan sumber penyakit ini belum diketahui, dan menambahkan bahwa seseorang yang terinfeksi virus ini memerlukan waktu antara tiga hari hingga tiga minggu untuk menunjukkan gejala.
Adapun gejala virus Marburg ini meliputi demam, nyeri otot, diare, muntah, dan dalam beberapa kasus, kematian karena kehilangan banyak darah.