Search

Serangan Udara Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza, 40 Warga Palestina Tewas

JAKARTA, (ERAKINI) - Israel masih terus membombardir Jalur Gaza, Palestina, di tengah upaya menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata. Serangan udara Israel terbaru menewaskan 40 warga Palestina.

Militer Israel kembali melakukan serangan pada Kamis malam dan Jumat kemarin di Jalur Gaza. Dilansir DAWN, surat kabar berbahasa Inggris tertua dan paling banyak dibaca di Pakistan, Sabtu (30/11/2024), petugas medis telah menemukan 19 jenazah warga Palestina yang tewas di wilayah utara Nuseirat. Wilayah ini adalah salah satu dari delapan kamp pengungsi yang telah lama berdiri di daerah kantong itu.

Kemudian pada hari Jumat, serangan udara Israel menewaskan 10 warga Palestina di sebuah rumah di Beit Lahiya, Gaza utara. Korban lainnya tewas di wilayah utara dan selatan Jalur Gaza.

"Tank-tank Israel telah memasuki wilayah utara dan barat Nuseirat pada hari Kamis. Mereka mundur dari wilayah utara pada hari Jumat, tetapi tetap aktif di bagian barat kamp," tulis DAWN.

Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan tim tidak dapat menanggapi panggilan darurat dari penduduk yang terjebak di rumah mereka.

Petugas medis dan kerabat sudah menutupi mayat, termasuk wanita, yang tergeletak di jalan dengan selimut atau kain kafan putih.

“Maafkan aku, istriku, maafkan aku, Ibtissam-ku, maafkan aku, sayangku,” kata seorang pria yang dirundung duka merintih sambil menangis di samping mayatnya, yang dibaringkan di atas tandu.

Petugas medis mengatakan sebuah pesawat nirawak Israel pada hari Jumat telah menewaskan Ahmed Al-Kahlout, Kepala Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, tepi utara Jalur Gaza.

Namun pihak militer Israel mengklaim tidak mengetahui adanya serangan yang terjadi di lokasi tersebut.

Rumah Sakit Kamal Adwan adalah satu dari tiga fasilitas medis di tepi utara Jalur Gaza yang kini nyaris tak berfungsi karena kekurangan pasokan medis, bahan bakar, dan makanan. Sebagian besar staf medisnya telah ditahan atau diusir oleh tentara Israel.

Pengeboman Terdahsyat sejak Perang Dunia II
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (29/11) menyampaikan kecaman keras terkait eskalasi kekerasan yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, UNRWA mengungkapkan bahwa serangan udara Israel terhadap warga sipil di Gaza dalam setahun terakhir, telah menjadi yang terburuk sejak Perang Dunia II.

UNRWA menekankan bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza tidak hanya disebabkan oleh kekerasan yang berlangsung tanpa henti, tetapi juga oleh kondisi pengungsi Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. "Kondisi di Gaza adalah krisis pengungsi terlama yang belum terselesaikan di dunia," kata UNRWA.

Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina diperingati setiap 29 November sejak pertama kali diakui oleh Majelis Umum PBB pada 1977, untuk menandai pengesahan Resolusi 181 pada 1947, yang menyerukan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, Arab dan Yahudi. Resolusi ini menjadi cikal bakal berdirinya negara Israel.

Perang yang dimulai pada Oktober 2023 setelah serangan lintas batas oleh kelompok perjuangan Palestina, Hamas, telah memicu konflik berskala besar. Dalam serangan tersebut, lebih dari 44.300 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 104.900 orang lainnya terluka akibat pengeboman yang berlangsung selama lebih dari setahun.

Situasi di Gaza telah mendapat kecaman dari beberapa negara dan organisasi internasional, termasuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mahkamah Internasional (ICJ).

Pekan lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait dugaan kejahatan perang di Gaza.

 

 

 

advertisement