Search

Banjir Bandang Parah di Spanyol Akibat Hujan Lebat Tewaskan 202 Orang

JAKARTA, (ERAKINI) - Banjir bandang akibat hujan lebat di Spanyol pada Rabu (30/10/2024) menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Otoritas setempat hingga kini masih terus melakukan pencarian terhadap korban.

"Berdasarkan data awal, jumlah korban tewas saat ini mencapai 202 orang. Proses pencarian dan identifikasi korban masih berlangsung," tulis pihak koordinasi darurat setempat di media sosial X, Jumat (1/11/2024).

Sebelumnya, pada Kamis (31/10), jumlah korban tewas tercatat sebanyak 155 orang, sesuai laporan media. Hujan deras dan badai telah memicu keadaan darurat di Spanyol, khususnya di Valencia, Castilla-La Mancha, dan Andalusia. Otoritas Valencia telah mengeluarkan peringatan merah maksimum, dan lebih dari 60 ruas jalan serta puluhan jalur alternatif terpaksa ditutup akibat banjir.

Departemen militer Spanyol untuk situasi darurat telah mengkonfirmasi keterlibatannya dalam upaya penyelamatan dan bantuan. Lebih dari 1.500 tentara telah dikerahkan ke daerah-daerah yang terdampak untuk mendukung operasi layanan darurat.

Menteri Kebijakan Teritorial, Angel Victor Torres, mengumumkan bahwa pemerintah Spanyol akan memberlakukan masa berkabung selama tiga hari bagi para korban, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 2 November. Perdana Menteri Pedro Sanchez juga telah menyerahkan dekret resmi terkait masa berkabung kepada Raja Felipe VI.

Menguti kantor berira AP,  banjir ini merupakan bencana terburuk yang melanda Spanyol. Hanya dalam hitungan menit, banjir bandang akibat hujan deras di Spanyol timur menyapu semua yang dilaluinya. Tidak ada waktu bagi orang-orang untuk bereaksi.

Ratusan orang-orang terjebak di dalam kendaraan, rumah, dan ribuan tempat usaha hancur. Ribuan warga belum memiliki akses ke listrik dan air minum serta terisolasi akibat penutupan jalan.

Sekitar 80 kilometer jalan raya di Valencia mengalami kerusakan parah. Begitu juga jalur kereta api tidak dapat dilalui.

Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente mengatakan bahwa jalur kereta cepat yang populer antara Madrid dan Valencia akan ditutup selama setidaknya dua hingga tiga minggu.

Dua terowongan yang dilaluinya mengalami kerusakan parah, dan pekerja harus sepenuhnya memasang kembali jalur kereta tersebut, katanya.

Beberapa jalur kereta lokal dalam kondisi yang bahkan lebih parah, yang perkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk perbaikan.

Peristiwa ini terjadi setelah Spanyol berjuang melawan kekeringan berkepanjangan pada tahun 2022 dan 2023. Para ahli mengatakan siklus kekeringan dan banjir meningkat seiring dengan perubahan iklim.

Para ilmuwan melihat ada dua kemungkinan penyebab banjir bandang ini, yakni pertama perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Udara yang lebih hangat menahan dan kemudian menurunkan lebih banyak hujan.

Kemungkinan kedua adalah perubahan aliran jet atau arus udara yang mengalir cepat di atas daratan yang menggerakkan sistem cuaca di seluruh dunia sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.

Para ilmuwan iklim dan ahli meteorologi mengatakan penyebab langsung dari banjir tersebut adalah sistem badai bertekanan rendah yang terputus bermigrasi dari aliran jet yang sangat bergelombang dan terhenti.

Sistem itu hanya berhenti di wilayah tersebut dan menyebabkan hujan. Hal ini cukup sering terjadi sehingga di Spanyol mereka menyebutnya DANA. Kemudian ada suhu yang luar biasa tinggi di Laut Mediterania.

"Suhu permukaan terpanas yang pernah tercatat terjadi pada pertengahan Agustus, yaitu 28,47 derajat Celcius (83,25 derajat Fahrenheit)," kata Carola Koenig dari Pusat Risiko dan Ketahanan Banjir di Brunel University of London.

 

advertisement