Institut Nalanda Akan Perbanyak Mahasiswa Buddha dari Luar Negeri, Perkuat Jaringan Global
JAKARTA, (ERAKINI) - Rekor membanggakan dicatatkan oleh Institut Nalanda. Kampus keagamaan Buddha yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur ini naik statusnya dari semula Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) menjadi Institut Nalanda.
Perubahan status ini dinyatakan lewat Keputusan Menteri Agama RI No 452 Tahun 2024 yang terbit baru-baru ini. Transformasi ini menjadi momentum besar bagi Institut Nalanda untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi keagamaan Buddha yang berkualitas dan berdaya saing hingga level global.
Status institut ini pun menjadi sangat bergengsi sebab Nalanda adalah lembaga pendidikan tinggi keagamaan Buddha pertama di Indonesia kali yang berhasil menyandang predikat tersebut. Peluncuran resmi perubahan status ini digelar di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Pusat, Rabu (10/7/2024).
Grand Launching Institut Nalanda ini antara dihadiri Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Gandi Sulistyanto, Pelopor Pendiri Yayasan Dana Buddhis Romo Surya Widya, Direktur Urusan Agama Buddha Nyoman Suriadarma dan perwakilan sejumlah organisasi Buddha. Selain perubahan status, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran logo baru Nalanda.
Rektor Institut Nalanda Dr Sutrisno mengatakan, perubahan status Nalanda merupakan ujung dari jalan panjang langkah transformasi lembaga pendidikan yang dia pimpin selama ini. Dia mengungkapkan, upaya besar-besaran transformasi ini mulai dilakukan sejak 2020 setelah pengelola mendiskusikan secara intensif dengan para pengurus yayasan. Saat itu ada tiga lompatan yang disepakati untuk menaikkan kualitas Nalanda, yakni dari sisi lembaga, akreditasi program studi dan jumlah mahasiswa.
“Dengan keseriusan dan kolaborasi berbagai pihak berbagai kendala yang muncul bisa kita selesaikan dengan baik. Dan, kerja bersama selama empat tahun untuk meningatkan kualitas Nalanda ini akhirnya membuahkan hasil,” ujar Dr Sutrisno.
Sutrisno menilai, capaian yang membanggakan ini tentu sebuah keunggulan bagi Institut Nalanda. Kendati demikian, Sutrisno mendorong agar sivitas akademika dan berbagai pihak terkait tidak cepat berpuas diri. Tantangan lain yang perlu dihadapi agar Institut Nalanda lebih berdaya saing adalah mewujudkan kemandirian lembaga serta memperkuat jaringan hingga internasional. Dia bersyukur Nalanda kini sudah merintis kerja sama dengan berbagai lembaga luar negeri termasuk upaya menambah mahasiswa asing. Tak hanya itu, kini Nalanda juga tengah merintis program doktoral yang diharapkan menjadi keunggulan bagi lembaga.
“Dari semua itu kita memahami bahwa pendidikan yang berkualitas itu penting. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaiman Nalanda bisa berdampak sosial dan ekonomi secara luas dan nyata serta andil dalam mewujudkan SDGs. Kita optimistis target itu tercapai karena seperti selama ini yang dilakukan Nalanda yakni dengan rajin berbuat baik maka jalannya akan dipermudah. Karma yang berbuah pada waktunya,” ujarnya.
Direktur Urusan Agama Buddha Kementerian Agama Nyoman Suriadarma mengapresiasi atas prestasi membanggakan yang telah dicapai oleh Institut Nalanda. Nyoman mendorong agar perubahan ini menjadikan Institut Nalanda kian terpacu dalam meningkatkan akses, jangkauan, sebaran, mutu, daya saing pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
“Institut Nalanda juga harus mampu menjawab peningkatan kemampuan intelektual, membentuk nilai moral dan etika yang kuat, membekali individu dengan keterampilan praktis, membenahi taraf hidup serta membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, toleran dan harmoni,” jelasnya.