JAKARTA, (ERAKINI) - Komjen Pol Setyo Budiyanto terpilih sebagai Ketua KPK periode 2024-2029 setelah memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan yang digelar Komisi III DPR RI, Kamis (21/11/2024) siang.
Pemungutan suara ini merupakan tahap akhir dari proses seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK yang berlangsung setelah uji kelayakan dan kepatutan sejak Senin (18/11).
Dalam pemungutan suara tersebut, setiap anggota Komisi III DPR RI diminta untuk memilih lima nama Capim KPK dan menandai satu nama untuk posisi Ketua KPK. Hasilnya, Setyo Budianto meraih 46 suara, dan 45 suara memilihnya menjadi ketua.
Setyo Budiyanto merupakan salah satu perwira tinggi (Pati) Polri yang ikut bertarung dalam pemilihan calom pimpinan (capim) KPK periode 2024-2029. Setyo Budiyanto saat ini menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) RI dan baru mendapatkan kenaikan pangkat menjadi jenderal bintang 3 pada awal 2024.
Setyo Budiyanto sebelumnya menjabat sebagai Pati Itwasum Polri, lalu mendapat kepercayaan baru dengan diangkat menjadi Irjen Kementan. Dengan promosi jabatan ini, pangkat Setyo Budiyanto naik satu tingkat menjadi Komjen Pol.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 ini dikenal memiliki karier yang cemerlang dan penuh prestasi di Korps Bhayangkara.
Setyo Budiyanto yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, 29 Juni 1967, memulai perjalanan kariernya di bidang reserse. Dia pernah menjabat berbagai posisi penting, mulai dari Kanit Harda Sat Serse Poltabes Ujung Pandang hingga Kapolres di beberapa daerah, seperti Polres Teluk Wandawa dan Polres Biak Numfor di Papua.
Kariernya semakin menanjak ketika dipercaya untuk mengemban tugas di berbagai jajaran penting Polri. Dimulai dengan jabatan Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Papua tahun 2010 dan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Papua pada tahun 2011.
Dari Papua ia dipromosikan menjadi Penyidik Utama Biro Wassidik Bareskrim Polri. Selanjutnya dimutasi menjadi Penyidik Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ditarik kembali ke Mabes Polri sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Tindak Pidana Ekonomi dan Tindak Pidana Umum Bareskrim.
Karier Setyo Budiyanto terus melejit. Suami dari Hj Henny Setyobudi selanjutnya ditugaskan menjadi Koordinator Supervisi Kedeputian Penindakan KPK hingga terakhir menjadi sebagai Direktur Penyidikan tahun 2020.
Setelah setahun menjabat Direktur Penyidikan KPK, Setyo kembali ke institusi Polri dan dipercaya menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021, serta Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) pada 2022.
Di awal tahun 2024, ia kembali ditarik ke Mabes Polri sebagai Pati Itwasum Polri, sebelum akhirnya dipercaya menjabat sebagai Irjen Kementan pada 22 Maret 2024.
Penunjukan Setyo Budiyanto ke Kementan diyakini sebagai bagian dari upaya mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut setelah diguncang skandal korupsi yang melibatkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan sejumlah pejabatnya.
Pengalamannya dalam dunia penegakan hukum dan pemberantasan korupsi diharapkan menjadi modal penting dalam memperbaiki manajemen dan transparansi di Kementerian Pertanian.
Namun, tugasnya di Kementan ternyata tidak begitu lama. Ia kini terpilih menjadi orang nomor 1 di lembaga anti-rasuah KPK. Ia pun sudah mempersiapkan sejumlah program andalan dalam memimpin KPK.
Saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK di Komisi III DPR RI pada Senin lalu, Setyo berjanji bakal meniadakan lift VIP yang digunakan khusus para pimpinan KPK.
Hal itu menjadi salah satu visinya agar para pimpinan KPK lebih berintegritas. Nantinya seluruh fasilitas lift yang ada di Gedung KPK akan berlaku secara umum untuk digunakan pegawai maupun pejabat.
"Selama ini pimpinan itu turun di basement, kemudian masuk lift VIP sampai ke lantai 15 dan tidak pernah ketemu dengan pegawai, tidak pernah berinteraksi dengan pegawai, kemudian pulang juga seperti itu," kata Setyo.
Dengan kondisi demikian, hubungan antara pimpinan dan pegawai di KPK sangat jarang. Selain itu, ia ingin agar para pimpinan KPK bersifat lebih kolektif kolegial dalam memimpin lembaga antirasuah itu. Sikap kolektif kolegial secara maksimal akan menjadi kekuatan dalam pemberantasan korupsi.
"Kami berharap bahwa pimpinan betul-betul kolektif kolegial, tidak ada lagi istilahnya 3-2, 4-1, tapi betul-betul kolektif kolegial," tandasnya.