Itjen Kemenag Dorong Guru PAI Lebih Berani Suarakan Islam Moderat, Manfaatkan Platform Digital
BEKASI, (ERAKINI) - Inspektur Wilayah II Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Ruchman Basori mendorong para guru pendidikan agama Islam (PAI) agar lebih masif dalam menyuarakan pemahaman Islam yang moderat.
Dorongan tersebut disampaikan Ruchman Basori dalam Rapat Koordinasi, Pelaksanaan, Pengembangan, Tata Kelola dan Layanan Direktorat PAI Kementerian Agama di Kota Bekasi, Rabu (15/5/2024) malam.
"Di era teknologi digital saat ini, semestinya para guru PAI bisa lebih berani bersuara (speak up) karena banyak paltform publikasi yang mendukung," katanya.
Selain lewat jalur pengajaran, narasi Islam moderat perlu dilakukan dengan cara-cara yang inovatif seperti intensif publikasi di platform digital.
"Kita harus segera ubah cara-cara yang konvensional. Kita memiliki program prioritas berupa transformasi digital yang dicanangkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Maka layanan di PAI saatnya juga harus terdigitalisasi agar lebih menarik. Biasakan publikasi atas kegiatan PAI agar narasi moderat juga bisa mendominasi," ujar Ruchman.
Para guru PAI, kata dia, memiliki peran sangat strategis dalam menyuarakan Islam yang moderat secara lebih luas. Sebab, guru PAI berinteraksi langsung dengan para siswa yang jumlahnya mencapai sekitar 47 juta orang di seluruh Indonesia.
"Pemahaman agama sejak dini diyakini akan menjadi modal dalam rangka memperkuat persatuan bangsa Indonesia ke depan," ujar Mantan Kasubdit Ketenagaan Direktorat Diktis.
Namun, lanjut dia, untuk menciptakan pembelajaran tentang agama Islam yang menyenangkan bagi anak didik saat ini tidak bisa dilakukan serampangan. Guru dituntut paham dengan karakter siswa di era digital saat ini seperti membuat bahan ajar yang lebih komunikatif, atraktif dan menarik.
"Tanpa ada kesadaran ini guru akan semakin ditinggalkan. Maka kami dari Itjen juga meminta agar buku-buku ajar dibuat secara lebih hati -hati. Selain kontennya harus bercorak moderat, juga tampilan lebih mudah dipahami. Buat ilustrasi yang moderat, ringan dan asyik. Direktorat PAI bisa berkolaborasi dengan Balitbang Kemenag untuk penyusunan kontennya," jelasnya.
Ruchman menandaskan, untuk menciptakan pemahaman yang moderat ini, proses perekrutan pengajar juga perlu dilakukan lebih selektif. Hal ini penting karena jika guru yang berpaham Islam keras telanjur diterima, maka bisa berefek sangat luas bagi siswa.
Dalam kesempatan itu, Ruchman juga menyoroti pola pembinaan guru PAI saat ini yang perlu diperkuat lagi. Pola perekrutan guru PAI lewat berbagai jalur seperti pemerintah daerah, Kemenag, Kemendikbud dan Dikti, yayasan dinilai menyisakan persoalan tersendiri. Sebab faktanya, guru di luar perekrutan Kemenag seringkali memiliki daya ikat yang rendah.
"Perekrutan beda-beda ini berdampak pada loyalitas. Ini jadi tantangan direktorat PAI bagaimana menjangkau mereka dalam rangka pembinaan, meningkatkan kompetensi, kesejahteraan dan lainnya. Itjen Kemenag berkomitmen menggandeng semua untuk membangun sistem pengendalian internal yang efektif," pungkasnya.
Inspektur Wilayah II Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) Ruchman Basori mendorong para guru PAI agar lebih masif dalam menyuarakan pemahaman Islam yang moderat.