JAKARTA, (ERAKINI) - Gembong kelas kakap Fredy Pratama yang sudah menjadi buronan serius Polri sejak 2014, ternyata hingga kini masih tetap aktif mengirim narkoba ke Indonesia dan Malaysia.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa, mengatakan bahwa Polri terus berkoordinasi dengan pihak berwenang di negara-negara terkait, termasuk Malaysia dan Thailand, untuk memburu Fredy.
"Untuk masalah Fredy Pratama, masih kerja sama ya, dia masih aktif mengirim barang-barang di wilayah Malaysia dan Indonesia," ujar Mukti kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Diketahui, Fredy Pratama telah masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014. Polri telah membentuk Tim Khusus Escobar Indonesia untuk memburu keberadaannya. Operasi ini akan berakhir setelah Fredy dan jaringannya berhasil ditangkap.
Mukti memastikan bahwa Polri masih terus berkoordinasi dengan atase kepolisian dan polisi negara terkait. Berdasarkan pemberitaan terakhir, Fredy Pratama disebut berada di Thailand.
Dalam upaya mempersempit ruang gerak Fredy Pratama, Polri juga menjalin kerja sama dengan Kepolisian Kerajaan Malaysia (Polis Diraja Malaysia/PDRM). Polri bekerja sama dengan PDRM untuk memantau dan menangkap para buron narkoba, termasuk jaringan Fredy Pratama yang diketahui beroperasi di Malaysia.
"Pasti ada (jaringan Fredy Pratama di Malaysia), makanya kita sudah bergabung dalam operasi bersama. Kami sudah bekerja sama dengan Malaysia untuk menangkap buron-buron narkoba ini," imbuh Mukti.
Mukti juga menegaskan bahwa pihaknya telah memperoleh informasi mengenai sejumlah buron narkoba yang berada di Malaysia. Informasi ini sudah disampaikan kepada pihak Kepolisian Malaysia, yang akan melakukan pengawasan dan koordinasi lebih lanjut untuk menangkap para buron tersebut.
"Kita sudah berikan nama-nama buron yang ada di Malaysia. Setelah itu, PDRM akan melakukan pengawasan (surveillance), dan jika sudah siap, kita akan diundang ke sana untuk melakukan penangkapan," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa pertemuan antara Bareskrim Polri dan perwakilan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik (JSJN) PDRM, Datuk Seri Khaw Kok Chin, di Jakarta, juga membahas berbagai upaya untuk mengantisipasi jalur masuk narkotika, terutama sabu, yang mengalir melalui jalur Golden Triangle, wilayah yang meliputi bagian dari Thailand, Laos, dan Myanmar.
Jalur ini dikenal sebagai salah satu rute utama peredaran narkoba di Asia. "Kita membahas masalah DPO-DPO kita yang ada di Malaysia dan DPO-DPO Malaysia yang ada di Indonesia. Kami juga mengantisipasi jalur narkotika, terutama sabu, melalui jalur Golden Triangle," kata Mukti.