JAKARTA, (ERAKINI) - Seorang warga ditemukan tewas usai peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Simangalumpe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, pada Jumat (1/12/2023). Diketahui korban tersebut adalah karyawan Hotel Senior.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya menyampaikan laporan lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Humbang Hasunduta yang diterima Erakini, Sabtu (2/12/2023).
“Saat ini 1 orang warga telah ditemukan meninggal dunia dan dievakuasi ke Puskesmas Baktiraja dengan menggunakan ambulance RSUD Doloksanggul,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logisik BPBD Humbang Hasundutan Ricardo dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/12/2023).
Ia mengatakan, dengan ditemukannya satu orang dalam kondisi meninggal dunia tersebut, maka jumlah warga yang masih dinyatakan hilang menjadi 11 orang.
Saat ini, sebanyak 350 orang dari anggota BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, Dinas Sosial, Tagana dan Destana terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan terhadap 11 warga yang masih dinyatakan hilang tersebut. Selain itu, sejumlah warga setempat juga turut membantu upaya pencarian tim gabungan itu.
“Perkiraan jumlah personel yang turun membantu evakuasi situasi bencana sekitar 350 orang, di luar masyarakat yang membantu,” jelas Ricardo.
Namun, upaya pencarian dan pertolongan tersebut mengalami sedikit kendala karena cakupan wilayah permukiman yang terdampak banjir bandang tertutup material bebatuan besar, lumpur serta puing berupa batang pohon berukuran sedang hingga besar.
"Beberapa rumah warga bahkan hampir sepenuhnya tertimbun material banjir bandang hingga menyisakan atap saja, " katanya.
Tim gabungan juga telah mengerahkan 3 eskavator, 1 backhoe loader, 2 mobil pemadam kebakaran, 5 mobil ambulance, mobil double cabin dan trado 2 unit. Selain itu, BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan juga mengerahkan perahu karet dan 1 unit dump truk.
Ricardo juga menyampaikan, data sementara untuk kerugian materil yang dihimpun dalam kaji cepat meliputi 32 unit rumah rusak berat, 1 tempat ibadah, 1 sekolah dan 1 puskesmas pembantu (pustu).
“Kondisi saat ini, bangunan rumah rusak berat 32 unit, 1 unit gereja, 1 unit sekolah dan 1 unit pustu. Total 350 unit,” jelas Ricardo.
Sementara itu, warga yang mengungsi diperkirakan mencapai 200 orang. “Estimasi pengungsi 200 orang,” pungkasnya.