5 Fakta Terkait Kematian Dokter Aulia saat Mengikuti PPDS di Undip Semarang
JAKARTA, (ERAKINI) - Kematian seorang dokter yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang beberapa waktu lalu, terus menjadi sorotan. Dokter Aulia diduga bunuh diri karena tidak kuat dengan perundungan yang telah dilakukan senior-seniornya.
Tidak hanya itu, usai ramai diperbincangkan banyak pihak, terdapat temuan-temuan baru yang mengarah adanya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di Fakultas Kedokteran Undip.
Berikut fakta-fakta tentang kematian dokter Aulia yang diduga bunuh:
1. Menkes Yakin dokter Aulia bunuh diri, singgung soal kasus perundungan
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, meyakini bahwa kematian dokter Aulia karena bunuh diri. Dia juga menyinggung soal adanya perundungan yang terjadi di Undip Semarang.
Dia juga tidak sepakat dengan pihak Undip yang menyebut bahwa perundungan dapat menghasilkan tenaga kerja yang tangguh. Dia menegaskan bahwa hal itu keliru.
"Saya meminta agar anggapan ini dihilangkan. Banyak profesi lain yang membutuhkan ketangguhan. (Perundungan) selalu dibilang biar tangguh. TNI dan Polri juga kurang tangguh apa ya? Pilot juga fisik harus tangguh, dan mereka bisa dilatih tanpa perundungan," tegasnya.
2. Korban Mengalami Perundungan Fisik dan Mental yang Keterlaluan
Menkes Budi menyebutkan bahwa perundungan yang terjadi di Undip sudah keterlaluan. Selain dirundung secara fisik dan mental, korban juga dimintai sejumlah uang yang cukup besar. "Perundungan ini sudah keterlaluan dan itu benar-benar dirundung secara fisik dan mental," katanya.
3. Perundungan di Undip Sudah Terjadi Sejak Lama
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa praktik perundungan di Undip sudah berlangsung sejak lama dan belum pernah diselesaikan secara tuntas. "Perundungan ini sudah puluhan tahun, tidak pernah bisa diselesaikan secara tuntas, karena memang kurang komitmen dari para stakeholder. Saya sendiri sejak menjabat ini kali ketiga (menghadapi kasus perundungan)," ujarnya.
4. Adanya Pelecehan Seksual
Selain perundungan, Menkes juga mengungkap adanya kasus pelecehan seksual dan pemalakan uang yang terjadi di Undip. "Kemudian, ada sexual harassment juga, diminta uang juga. Menurut saya, ini sudah keterlaluan dan puncaknya terjadi ketika ada yang tidak tahan dan akhirnya meninggal," kata Menkes.
5. Pemalakan hingga Puluhan Juta Rupiah
Dokter Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidupnya karena tekanan perundungan yang ia alami. Jubir Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril, membagikan update terkait proses investigasi dugaan bunuh diri tersebut. Dalam investigasi, ditemukan bahwa dokter Aulia merasa stres karena dipalak hingga Rp40 juta untuk memenuhi kebutuhan senior.
"Kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20–Rp40 juta per bulan," ujar dr Syahril dalam keterangan resminya.
Menurut kesaksian, almarhumah dokter Aulia ditunjuk sebagai saksi angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya dan menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan non-akademik, seperti membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji office boy (OB), dan kebutuhan lainnya.
"Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu," tambah dr Syahril.
Kasus ini menjadi sorotan besar dan menuntut perhatian serta tindakan tegas dari pihak-pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.