Profil Lailatul Fithriyah, Penyuluh Agama Islam Terbaik 2024 Penemu Metode Tahfidz Qur'an Tematik
JAKARTA, (ERAKINI) - Kementerian Agama (Kemenag) baru-baru memberikan penghargaan kepada 11 Penyuluh Agama Islam (PAI) dalam perhelatan PAI Award 2024. Penghargaan diserahkan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Wamenag mengatakan, PAI Award bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi juga upaya bersama dalam mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas para penyuluh agama. Tantangan dakwah dan pembinaan umat yang semakin kompleks membuat penghargaan ini menjadi dorongan moral bagi para penyuluh untuk terus berkarya dan berinovasi.
Sebanyak 80 PAI yang telah berprestasi berhasil lolos ke babak final yang terbagi dalam 8 kategori. Dari jumlah tersebut, 11 PAI dinobatkan sebagai yang terbaik.
“Penilaian yang dilakukan oleh para juri tentu tidak mudah, mengingat kualitas dan dedikasi tinggi yang ditunjukkan semua peserta. Namun, pada akhirnya, pemenangnya adalah seluruh Penyuluh Agama Islam yang ada di Indonesia,” kata Wamenag.
Salah satu PAI yang menerima penghargaan adalah Lailatul Fithriyah Azzakiyah (Jawa Timur) untuk kategori Peningkatan Literasi Al-Qur'an (Tahfizh Al Qur'an Tematik (TQT): Metode Efektif Peningkatan Literasi Makna Al-Qur'an).
Lailatul Fithriyah Azzakiyah merupakan penemu metode Tahfidz Qur'an Tematik (TQT) yang kini digunakan oleh beberapa lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri.
Sebelum berangkat ke Jakarta, perempuan yang akbra disapa Ella ini terlebih dulu menyabet penghargaan PAI Award tingkat Jawa Timur. Ia juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai Runner Up II Muslimah Inspiratif Kota Malang tahun 2019 dan PAI Teladan Kabupaten Malang tahun 2020.
Ella juga dikenal sebagai seorang aktivis perempuan. Dia adalah pengasuh Kajian Keislaman Muslimah Indonesia Diaspora. Ella juga penulis buku Perempuan Menggugat, Al-Qur’an Menjawab.
Sejak kecil, Ella sudah aktif di kegiatan pengajaran Al-Qur'an di tempat kelahirannya, Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Ella mengaku sejak kecil memang tidak bisa berpisah dengan lembaga pendidikan Alquran. Kedua orang tuanya bekerja sebagai pengelola lembaga pendidikan Alquran. Sehingga, ia selalu akrab dengan santriwan-santriwati yang belajar Al-Qur'an.
Sebagai pengelola lembaga pendidikan Al-Qur'an, orang tua Ella pun ingin agar anak-anaknya tak jauh dari dunia tersebut. Termasuk Ella, si anak sulung.
Ella lahir pada 1 Agustus 1981. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan SMP Muhammadiyah Lamongan, Laila melanjutkan Pendidikan di Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo.
Setelah menyelesaikan pendidikan pesantren, Ella melanjutkan studi di Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum.
Ketika akan berangkat ke Yogyakarta, ia mendapatkan pesan dari orang tua agar tidak jauh-jauh dari lembaga pendidikan Alquran. Maka itu, ketika kuliah Ella selalu aktif di pembelajaran Al-Qur'an dan mengikuti berbagai kegiatan di masjid-masjid sekitar kampus. Baik untuk belajar maupun mengajar Al-Qur'an. Sebelum lulus, Ella juga pernah menjadi tenaga pengajar di Angkatan Muda Masjid Kotagede, Jogja.
Semasa menjadi mahasiswa, Laila aktif dalam kajian dan pembelajaran Al-Qur'an di Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Angkatan Muda Masjid Mushalla (AMM) Yogyakarta, Pendidikan Al-Qur'an Masjid Syuhada' (PAMS) dan pengajaran Al-Qur'an di masjid-masjid sekitar tempat tinggalnya. Pendidikan magister ditempuh di Universitas Muhammadiyah Malang, konsentrasi Pendidikan Islam.
Laila awalnya menetap di Malang sebagai penyuluh Agama non PNS. Bersama keluarga dan mahasiswa, Laila mendirikan Bait al-Hikmah Foundation dengan program unggulan Tahfidz Qur'an Tematik.
Setelah menikah, Ella mengikuti suaminya, Pradana Boy, ke Singapura. Saat itu, suaminya tengah menyelesaikan pendidikan S3. Di Singapura, Ella bertemu dengan diaspora Indonesia, terutama dengan komunitas muslimah Indonesia.
Dengan bekal pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an, Ella didapuk sebagai ustadzah untuk memberikan pengajaran Al-Qur'an terhadap komunitas muslimah Indonesia di Singapura. Materi-materi yang diajarkan Ella semakin lama semakin luas. Sampai pada Bahasa Arab, tafsir, dan lain-lain.
Pengalaman hidup di luar negeri bersama suami dan anak sulungnya, menjadi pengasuh Kajian Keislaman Muslimah Indonesia Diaspora serta pergaulan dengan masyarakat Muslim mancanegara, membuat Ella tergerak ingin membagi pengalaman kehidupan beragama ini pada masyarakat sekitar.
Hal ini yang mengantarkan Ella menemukan metode menghafal Al-Qur'an yang cukup efektif untuk dipelajari semua kalangan dan usia. Metode ini dikenal dengan TQT. Keistimewaan metode ini di samping menjadikan pembelajar mudah menghafal, juga memahami ayat yang dihafal.
Selain karena pengalaman bersama dengan orang-orang yang ditemuinya di berbagai daerah hingga belahan negara lain serta putrinya, Metode TQT juga lahir dari keresahan Ella ketika melihat banyak orang menghafalkan Al-Qur'an namun tidak disertai dengan pemahaman akan ayat-ayat yang dihafalkan.
Filosofi dari TQT adalah mulai dari yang mudah, mulai dari yang suka, dan mulai dari yang dekat. TQT terinspirasi dari tafsir Al-Qur'an. Dalam dunia tafsir, ada istilah tafsir ijmali (menafsirkan Al-Qur'an secara global), tafsir tahlili (menafsirkan Al-Qur'an secara analitis), dan tafsir maudhu'i (menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan tema-tema tertentu). Maka, TQT adalah metode tahfidz secara maudhu'i.
Semula metode ini oleh Ella diterapkan kepada anak kandungnya dan selanjutnya kepada teman-temannya yang ingin belajar TQT bersamanya. Tak terkecuali para tetangga di lingkungan sekitar Ella tinggal, juga sangat senang belajar bersama Ella dengan metode TQT ini.
Saat pandemic Covid-19, muncullah ide untuk membuat kelas TQT yang mana para santrinya adalah teman-teman Ella di luar negeri. Kemudian jadilah kelas TQT internasional. Kajian yang dibuatnya itu sangat menyenangkan, sehingga peserta dari semua usia, anak - anak hingga lansia pun merasa nyaman belajar TQT bersama Ella.
Awalnya pesertanya adalah teman-temannya selama di luar negeri. Mereka yang merasakan metode tahfidz TQT ini kemudian menularkan kepada teman-teman lainnya yang berada di luar negeri juga untuk belajar bersama metode TQT.
Di antara teman-teman Ella yang tersebar di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Thailand menjadi peserta aktif program TQT selama pandemi Covid-19. Selain itu, teman-teman Ella yang telah bermigrasi ke UAE seperti Dubai, Abu Dhabi dan Arab Saudi juga bergabung dalam kelompok pengajian yang diasuhnya.
Bahkan, teman-temannya ini juga saling terkoneksi bermigrasi ke Eropa seperti Belanda, Inggris dan Jerman juga tidak terlepas dari informasi mengenai TQT.
Pada Tahun 2022, Ella lolos sebagai penyuluh yang penuh inovasi dalam mengajarkan Al-Qur'an di lingkungan sekitar dan teman-temannya. Ella mewakili Kemenag Kabupaten Malang untuk mengikuti seleksi Penyuluh Teladan, namun Ella lolos sampai tingkat Provinsi saja.
Kini kegiatan sehari-harinya selain sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh kajian TQT, Ella juga sebagai penyuluh Agama Islam di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.