Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Panitia Wajib Tahu, Begini Cara Pengelolaan Limbah Hewan Kurban yang Benar

Panitia Wajib Tahu, Begini Cara Pengelolaan Limbah Hewan Kurban yang Benar

BOGOR, (ERAKINI) - Hari Raya Idul Adha menjadi momen bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah kurban. Sebagai sebuah ibadah maka setiap proses kurban hendaknya dipersiapkan dengan baik, termasuk tata cara pengelolaan limbahnya.

Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University Hadri Latif membeberkan tata cara pengelolaan limbah hewan kurban untuk panitia kurban, agar proses pelaksanaan kurban tidak menghasilkan pencemaran lingkungan.

Menurut Hadri, penyelenggaraan kurban idealnya dilakukan di rumah potong hewan (RPH), karena semua fasilitas sudah tersedia, termasuk pengolahan limbahnya. Namun karena beberapa alasan kurban bisa saja dilakukan di luar RPH.

Tetapi ada syarat-syarat yang dipersiapkan lebih awal agar tidak berisiko terhadap kesehatan masyarakat.

“Persyaratan pengelolaan limbah kurban agar tidak menjadi sumber penularan penyakit, sebaiknya tidak di sembarang tempat, proses pelaksanaannya terkoordinasi dengan baik oleh dewan kemakmuran masjid (DKM) atau panitia,” tutur Hadri dalam keterangannya dikutip, Senin (17/6/2024).

Kata dia, panitia perlu memastikan pelaksanaan kurban mulai dari fasilitas hingga orang-orang yang terlibat. Tempat penyembelihan hewan kurban juga sebaiknya dipersiapkan secara permanen, minimalnya semi permanen.

Hal krusial yang penting diperhatikan dalam proses penyembelihan adalah darah yang dihasilkan harus ditangani dengan baik. “Idealnya sudah mempersiapkan tempat dengan baik, seperti septic tank. Darah dialirkan ke daerah tertutup, bukan tempat terbuka seperti selokan bahkan sungai,” tegasnya.

Hadri menyarankan tempat penyembelihan dan pengelolaan limbah dilakukan secara terpisah. Jika panitia kurban tidak menyiapkan septic tank, minimalnya darah dibuang ke tanah dengan membuat lubang berdiameter 50 cm dan kedalaman 50 cm apabila hewan kurbannya sedikit.

Akan tetapi ketika hewan kurban cukup banyak, panitia bisa membuat paling tidak 1 meter kedalamannya. “Lubang kemudian ditutup dan diberi disinfektan di permukaan dan semua area terkait dengan penyelenggaraan pemotongan, termasuk tempat penanganan dagingnya agar tidak menjadi sumber penularan. Sebab, darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme,” terang Dr Hadri.

Terakhir ia menekankan untuk tidak melakukan penyembelihan di area sekolah, seperti SD dan TK yang menjadi arena bermain anak-anak yang sulit dilakukan pembersihan dan disinfeksi .

 


Editor:

Nasional Terkini