Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Atlet Andalan Bertumbangan, Ini Harapan Tersisa Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Atlet Andalan Bertumbangan, Ini Harapan Tersisa Indonesia di Olimpiade Paris 2024

PARIS, (ERAKINI) - Atlet-atlet andalan Indonesia di Olimpiade bertumbangan. Kini, Indonesia hanya menyisakan empat atlet yang diharapkan dapat menambah pundi-pundi medali, terutama medali emas pertama.

Sejumlah nomor yang diharapkan mampu meraih medali harus meleset dari target. Tim bulu tangkis yang diharapkan bisa mendulang banyak medali justru bertumbangan.

Beruntung tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung berhasil menyelamatkan muka Indonesia dengan meraih medali perunggu pertama di cabang olahraga langganan emas ini.

Di sisi lain, harapan untuk prestasi serupa di nomor lain harus sirna. Di panahan, wakil terakhir Diananda Choirunisa terhenti di perempat final dengan tragis setelah tembakan terakhirnya meleset jauh saat hampir meraih kemenangan.

Demikian juga di panjat tebing putri. Made Desak Rita Kusuma Dewi, juara dunia dan pemenang Asian Games, kalah tipis 0,006 detik dari rivalnya pada perempat final. Rajiah Sallsabillah juga tidak berhasil di perebutan medali perunggu.

Kisah pilu berlanjut dengan cedera yang dialami Eko Yuli Irawan, 'Manusia Olimpiade' dalam pertandingan angkat besi nomor 61 kg putra. Rekor medali yang selalu diraihnya di Olimpiade harus berakhir pada penampilan kelimanya.

Eko merupakan olimpian dengan empat medali dari empat edisi Olimpiade berbeda. Pada debutnya di Olimpiade Beijing 2008, lifter asal Lampung itu meraih medali perunggu.

Di Olimpiade London 2012, Eko kembali meraih perunggu. Untuk kali ketiga tampil di Olimpiade, Rio de Janeiro 2016, Eko berhasil meraih perak dan mengulang capaiannya di Tokyo 2020.

Raihan satu medali yang diraih Indonesia hingga hari ini terbilang sedikit, mengingat Merah Putih selalu berhasil membawa pulang setidaknya tiga keping medali di setiap keikutsertaan sejak meraih emas pertama di Barcelona 1992.

Indonesia juga hanya gagal meraih medali emas sekali di London 2012. Di kawasan ASEAN, catatan 8 emas Indonesia hanya kalah dari Thailand dengan 10 medali emas. Meski demikian, kontingen Indonesia masih memiliki harapan untuk mengibarkan sang saka Merah Putih di tempat tertinggi pada Olimpiade Paris 2024.

Saat ini, harapan untuk menjaga martabat Indonesia berada di pundak empat atlet yang tersisa. Tiga atlet yakni Veddriq Leonardo (panjat tebing), Rizki Juniansyah (angkat besi), dan Bernard Benyamin van Aert (balap sepeda), akan tampil pada Kamis (8/9/2024) ini. Sementara itu, atlet terakhir Nurul Akmal (angkat besi) di nomor 81+kg putri akan bertanding pada Minggu (11/8/2024).

Dari keempat atlet tersebut, harapan meraih medali emas terbuka lebar pada Veddriq dan Rizki. Rizki, pemegang rekor total angkatan di kelas 73kg putra dengan 365kg, akan menghadapi Shi Zhiyong dari China, peraih emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Veddriq juga dikenal sebagai manusia pertama yang menembus waktu di bawah 5 detik pada disiplin speed di panjat tebing, dengan saingan terberatnya, Sam Watson dari AS, yang memegang catatan waktu tercepat 4,75 detik.

Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie optimistis Indonesia masih bisa menambah medali di Olimpiade Paris 2024. "Kita harus memberikan dukungan moril dengan lebih menyemangat atlet-atlet kita selanjutnya. Jadi kita harus tetap tegar menghadapi semua ini bagaimana caranya supaya pada akhirya berujung baik," ungkap Anindya.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menambahkan bahwa olahraga adalah proses yang berbuah hasil.

"Ini adalah Olimpiade, paripurnanya prestasi olahraga. Kita mengapresiasi dan menghargai semua proses yang telah dilewati atlet kita. Kalau hasilnya berbeda, ini bukan akhir segala-galanya," sebut Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.

 

 

 


Editor:

Sport Terkini